iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Siapkan Program Peningkatan Keterserapan Global Tenaga Perawat

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ilmu Keperawatan > UI Siapkan Program Peningkatan Keterserapan Global Tenaga Perawat

Depok, 30 Januari 2024. Universitas Indonesia (UI) menjalin kemitraan dengan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Dari kerja sama tersebut diharapkan akan menyedot tenaga kerja perawat lulusan UI. Jika dilihat dari skala Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) mengestimasikan bahwa dalam rentang waktu 2011-2025, Indonesia akan menghasilkan 46.865 lulusan dari institusi pendidikan keperawatan setiap tahun.

Di sisi lain, kebutuhan nasional per tahun hanya mencapai 24.825 orang. Dengan kelebihan lulusan perawat sebesar 11.067 hingga 22.060 per tahun, dapat mengakibatkan peningkatan tenaga kerja perawat dan keterbatasan keterserapan tenaga kerja. Guna mengatasi permasalahan ini, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI) telah menjalin kerja sama dengan Australia Indonesia Centre (AIC) Monash, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan didukung oleh Katalis, melalui Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia atau Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Selain menjadi solusi untuk kebutuhan tenaga kesehatan di luar negeri, penempatan tenaga kesehatan ini dianggap sebagai strategi untuk optimalisasi pemanfaatan sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan. Kerja Sama tersebut dipimpin oleh Dr. Eugene Sebastian dari pihak AIC Monash; Prof. Achir Yani S. Hamid dari FIK UI; dan Dr. Andreasta Meliala dari UGM. Selain itu, terdapat tujuh anggota yang turut serta mengembangkan program ini, di antaranya, Prof. Evi Fitriani; Dr. Herni Susanti; Ns. Mega Hasanul Huda, Sp.Kep.An., MARS., Ph.D.; Dr. Yudi A. Chandra; Ns. Giur Hargiana, Sp.Kep.J.; Ariani Arista Putri, RN., MAN., DNP.; dan Dr. Srimurni Rarasati, MPH.

“Peluang bagi perawat Indonesia dan Australia, serta sektor layanan kesehatan, sangatlah besar jika landasan yang tepat tersedia untuk mendukung mobilitas dan memperkuat kemitraan. Kami sangat senang dengan kolaboasi ini dalam upaya menyelaraskan standar profesional kesehatan dan akses terhadap layanan kesehatan di kedua negara, dengan dukungan penuh dari pemerintah Indonesia dan Australia,” ujar Paul Bartlett Direktur Katalis, pada Senin (15/1).

Selama enam bulan ke depan, Katalis dan AIC akan mengkaji kesenjangan dan kebutuhan pasar, kesetaraan kualifikasi keperawatan di masing-masing negara, serta mengembangkan diskusi antar organisasi jasa profesional. Semuanya akan tertuang dalam bentuk informasi dan analisis untuk mendukung penyelarasan yang lebih erat dalam pendidikan keperawatan antara Australia dan Indonesia, serta memberikan masukan bagi pengakuan timbal balik standar dan praktik keperawatan.

Sebelumnya, pada bulan Maret 2023, Katalis menerbitkan laporan khusus terkait penilaian komparatif standar keperawatan di Indonesia dan Australia. Aktivitas terbaru ini diharapkan akan menambah pencapaian Katalis yang sudah terwujud di sektor lain, yang di antaranya berupa Perjanjian Pengakuan Timbal Balik (Mutual Recognition Agreement) antara para insinyur profesional Indonesia dan Australia, yang ditandatangani pada Juli 2023 dan telah menciptakan peluang baru bagi para insinyur Indonesia.

Sejalan dengan visinya, FIK UI menjadi pusat pengembangan IPTEK keperawatan yang adaptif, peka budaya, dan berdaya saing untuk berkontribusi bagi pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia dan dunia pada tahun 2035, mengharapkan adanya pengembangan tenaga perawat Indonesia melalui kerja sama internasional. Tidak hanya pengadaan student exchange, FIK UI juga memberikan kesempatan konkret melalui pendayagunaan lulusan perawat ke luar negeri yang akan mampu meningkatkan profesionalisme dan berdaya saing global. Program pertukaran antara tenaga perawat kedua negara juga akan memungkinkan berbagi pengalaman dan praktik terbaik di bidang keperawatan.

Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan standar keperawatan di kedua negara tetapi juga untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Selain itu, tenaga perawat Indonesia akan mendapat peluang untuk pengembangan karir internasional melalui partisipasi dalam program pertukaran di Australia.

Related Posts