iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Cegah Pilot Alami Fatigue Lewat Penggunaan Frames Karya Inovasi Dosen UI

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Kedokteran > Cegah Pilot Alami Fatigue Lewat Penggunaan Frames Karya Inovasi Dosen UI

Aplikasi FRAMES yang merupakan karya inovatif dari Program Studi Kedokteran Penerbangan, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Indonesia (UI) lahir dari keinginan kuat UI untuk mengedepankan riset yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Aplikasi ini diperuntukkan agar dapat mengatasi fatique yang kerap dialami oleh para pilot, terutama yang melintasi jalur penerbangan cukup panjang.

Guru Besar FKUI Prof. dr. Budi Sampurna, DFM, SH, SpF(K), SpKP. mengatakan, “Hingga saat ini, beban kerja fisik dan mental pada penerbang dan awak penerbangan udara masih menjadi persoalan pelik. Fatigue atau kelelahan pada pilot dapat menjadi masalah, karena para penerbang tidak selalu bekerja dalam kondisi fit.” Panjangnya durasi penerbangan turut memengaruhi risiko ini.” Pernyataan itu disampaikannya pada webinar yang diadakan oleh Continuing Medical Education (CME) FKUI, pada Selasa (19/3).

Pada dasarnya, fatigue bukanlah penyakit, melainkan respons normal dari tubuh ketika seseorang mengalami kelelahan atau stres berlebihan. Ini adalah fenomena fisiologis dan psikologis yang umum dialami banyak orang, termasuk pilot, ketika terjadi penurunan energi dan kewaspadaan akibat aktivitas yang berat atau kurangnya istirahat yang memadai. Kendati demikian, dalam konteks penerbangan, fatigue dapat menjadi masalah serius karena dampaknya pada kinerja pilot dan keselamatan penerbangan.

Untuk menangani permasalahan tersebut, FKUI mengembangkan aplikasi yang diberi nama Fatigue Risk Assessment with Medical Advices (FRAMES). Aplikasi yang diluncurkan pada 7 Maret 2024 ini berfungsi untuk meningkatkan kewaspadaan serta upaya memelihara kesehatan pilot. Pengembangan aplikasi ini dilakukan oleh dr. Retno Wibawanti, Sp.KP; dr. Amilya Agustina, Sp.KP; dan dr. Retno Asti Werdhani, M.Epid, Sp.KKLP.

Pada awalnya, konsep manajemen fatigue dituangkan melalui Buku Panduan Praktik Pengelolaan Fatigue bagi Penerbang yang tersedia di Google Books. Konsep tersebut kemudian dikembangkan menjadi aplikasi FRAMES, berkolaborasi dengan Garuda Indonesia Training Centre (GITC). Kini, aplikasi FRAMES tersedia di Google Play Store dan dapat diunduh secara gratis dengan nama “Frame Aviation” di sistem Android.

dr. Retno Wibawanti mengatakan aplikasi ini berfokus pada upaya screening fatigue dan bukan untuk diagnosis, serta tidak dapat diverifikasi sebagai diagnosis medis. Secara umum, screening pada aplikasi FRAMES memiliki tiga fungsi. Pertama, mendeteksi apakah pilot mengalami fatigue yang kronis atau tidak. Kedua, mendeteksi aktivitas fisik. Ketiga, menilai kualitas tidur. Screening fatigue yang diputuskan melalui diskusi dan tinjauan literatur digunakan untuk menilai chronic fatigue karena memiliki dampak berbahaya.

“Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang tervalidasi dan sudah didiskusikan oleh para pakar. Pilot dapat mengisi kuesioner ini 30 hari sekali, dan hasil akan dimunculkan dalam bentuk grafik. Jika kita menilai 24 jam sebelum pilot bertugas sebenarnya bisa saja, namun yang ingin kita nilai dalam 30 hari,” ujar dr. Retno Wibawanti.

Menurutnya, manfaat aplikasi ini dapat dioptimalisasi melalui kerja sama antara organisasi dan maskapai, serta dengan menjadikannya sebagai prosedur tetap di maskapai. Oleh karena itu, perlu interaksi dan kolaborasi sinergis antara manajemen pilot, maskapai, pemerintah (Kementerian Perhubungan), dan stakeholder lain yang terlibat.

Anggota Dewan Kehormatan Ikatan Pilot Indonesia, Capt. Bambang Adisurya Angkasa, menilai bahwa fatigue sangat berdampak pada profesi di bidang penerbangan. Kondisi fatigue pada pilot sering terjadi akibat jadwal penerbangan yang padat, perbedaan zona waktu, dan tekanan kerja yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan penurunan kewaspadaan, waktu reaksi yang lambat, dan penurunan kinerja kognitif, yang berpotensi mengarah pada kesalahan pilot dan kecelakaan pesawat.

“Manajemen fatigue sangat penting dalam penerbangan untuk memastikan pilot dapat menjaga kewaspadaan dan kinerja optimal mereka. Pengelolaan fatigue menjadi tanggung jawab setiap individu, sehingga aplikasi FRAMES dapat menjadi assessment awal terkait sejauh mana kondisi kita dalam menjalankan tugas penerbangan. Persiapan dan perencanaan yang matang tentu dapat mencegah pilot mengalami fatigue,” ujar Capt. Bambang.

Related Posts