id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

CT Value Tidak Menentukan Kesembuhan Pasien Covid-19

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > CT Value Tidak Menentukan Kesembuhan Pasien Covid-19

Penulis: Alfin Heriagus

Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) berikan edukasi kepada masyarakat melalui live intagram @RS.UI mengenai ” Apakah CT Value Menentukan Kesembuhan Pasien COVID-19?”. Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Jumat (30/07/2021) dengan pembicara dr. Ardiana Kusumaningrum, Sp.MK. (Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik RS UI). Pemberian materi ini bertujuan untuk menghindari adanya hoaks dan misinformasi yang saat ini beredar di sosial media bahwa CT Value dapat menentukan kesembuhan pasien COVID-19.

Sebagai informasiCycle Threshold (CT) Value merupakan nilai yang keluar dari hasil test swab Polymerase Chain Reaction (PCR) yang mampu menunjukkan angka siklus suhu dan mampu mendeteksi materi genetik melalui sinyal yang masuk pada mesin. Saat menyampaikan materi, dr. Ardiana menyebutkan bahwa tidak ada kategori dalam CT Value dalam bentuk angka yang menentukan baik atau buruknya keadaan seseorang, karena hasil yang keluar adalah dalam bentuk kondisi positif atau negatif. “Nah, nanti pada siklus ke berapa akhirnya berhasil kita temukan materi genetiknya, itulah yang dinamakan nilai CT Value,”ujar dr. Ardiana.

Ardiana menegaskan bahwa hasil dari pemeriksaan PCR hanya menggambarkan kondisi dari sampel yang telah diambil dan tidak memperlihatkan jumlah virus keseluruhan yang terdapat pada tubuh pasien tersebut. “Tentunya sampel yang diambil dengan pemeriksaan PCR saluran nafas atas, bawah, atau bahkan di saluran pencernaan akan berbeda dengan jumlah virus yang terambil,” tegasnya. Tantangan yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan dalam pemeriksaan PCR ialah apakah virus yang terdapat di dalam tubuh pasien berada pada tahap awal atau akhir, informasi ini sangat penting untuk mencegah terjadinya risiko penularan Covid-19.

Pasien yang telah terinfeksi Covid-19 harus melakukan isolasi, baik melalui instalansi  rumah sakit atau mandiri di rumah masing-masing. Hal ini bertujuan agar virus yang terdapat di dalam tubuh pasien tidak menular kepada orang lain. dr. Andriana mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak terlalu terpaku dengan tinggi rendahnya nilai CT Value, selama dirinya positif Covid-19 baik dengan gejala maupun tidak bergejala, wajib melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Di akhir acara, dr.Ardiana menyimpulkan bahwa pada intinya nilai CT Value tidak menentukan kesembuhan pasien Covid-19. Dirinya juga menambahkan bahwa masyarakat sebaiknya melakukan pemerikaan PCR dibandingkan antigen, hal ini karena pemeriksaan PCR sudah menjadi pilihan yang paling mendekati ketepatan dengan nilai sensitifitas yang cukup baik. Kelebihan dari pemeriksaan PCR ini adalah walaupun materi genetik virus  dalam sampel hanya sedikit, namun masih bisa terdeteksi. Dengan kata lain, pasien yang positif Covid-19 tanpa adanya gejala dapat terdeteksi melalui pemeriksaan PCR.

Related Posts