id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Bedah Buku Gagalnya Pembangunan: Membaca Ulang Keruntuhan Orde Baru

Universitas Indonesia > Berita > Bedah Buku Gagalnya Pembangunan: Membaca Ulang Keruntuhan Orde Baru

 

Dalam rangka refleksi 15 tahun reformasi Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP UI mengadakan acara diskusi dan bedah buku “Gagalnya Pembangunan: Membaca Ulang Keruntuhan Orde Baru” karya Andrinof Chaniago, M.Si (Pengajar Departemen Ilmu Politik UI ) . Acara berlangsung pada Selasa (22/05) bertempat di Auditorium Juwono Sudarsono (AJS) FISIP UI Depok pada pukul 10.00 – 13.00 WIB dan dibuka Sri Budi Eko Wardani, M.Si Direktur Eksekutif Puskapol. Bedah buku ini menghadirkan tiga pembahas yang mengulas isi buku dari perspektif mereka masing-masing. Francisia Ery Seda, Ph.D (Pengajar Departemen Sosiologi UI) berpendapat, buku ini berusaha mengatakan runtuhnya era orde baru adalah karena tidak adanya rencana pembangunan yang direncanakan secara lintas ilmu.

Pada era orde baru yang dianggap paling penting hanyalah masalah ekonomi tanpa adanya pengkajian sosial yang memadai dari kebijakan-kebijakan yang dihasilkan, sehingga rencana pembangunan yang ada pada akhirnya tidak dapat terlaksana dengan baik. Menurutnya, kekurangan yang terlihat dari buku ini adalah tidak adanya solusi yang ditawarkan dari masalah-masalah yang dipaparkan. Menurut Ery Seda yang harus berubah dari rencana pembangunan Indonesia adalah paradigmanya. Paradigma pembangunan yang dibangun harusnya tidak terpaku pada perkembangan ekonomi semata, tetapi juga mempunyai tujuan besar untuk kesejahteraan masyarakat yang didapat dari upaya-upaya mewujudkan keadilan sosial di masyarakat sehingga visi yang baik tersebut tidak berakhir pada tahap wacana semata.

Dr. Sonny B. Harmadi, (Kepala Lembaga Demografi FEUI) berpendapat, buku ini menampilkan dua sisi yang seimbang dengan kelengkapan data-data empiris yang dipaparkan. Di satu sisi buku ini mengkritik kebijakan-kebijakan di era orde baru, di lain pihak juga tidak menafikan beberapa hal positif yang terjadi pada era orde baru. Dia juga melihat buku ini ingin mengatakan, untuk membangun Indonesia diperlukan kebersamaan dan upaya bahu-membahu dari berbagai unsur di masyarakat. Menurutnya solusi yang paling baik untuk membangun Indonesia adalah memasukkan unsur entitas keluarga dalam indikator pembangunan nasional, karena tolak ukur pembangunan Indonesia tidak bisa lagi dilihat dari indeks kesejahteraan individu, karena pilihan-pilihan yang akan diambil oleh individu biasanya akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dimana individu tersebut berada. Ia mengakui buku ini adalah sebuah referensi yang baik karena memaparkan data-data empiris yang cukup lengkap dalam menggambarkan kondisi di era Orde Baru. Irwansyah, MA (Pengajar Departemen Ilmu Politik UI) mengatakan, tesis yang dipergunakan dalam menulis buku ini adalah pembangunan perkotaan, dan ini baik karena buku ini banyak menyediakan data-data empiris dalam memahami pembangunan kapitalisme Indonesia sejak orde baru sampai era waktu dimana buku ini dibuat. Data-data empiris ini biasanya sangat sulit didapat di Indonesia dan lebih banyak tersedia di luar negeri, jadi buku ini menjadi salah satu karya yang berharga dan penting dalam studi dunia perpolitikan di Indonesia. Kekurangan yang terasa dari buku ini adalah minimnya abstraksi dari berbagai fenomena yang dideskripsikan sehingga terasa tidak adanya dialog antara literatur yang dipergunakan dengan kerangka teoritik yang dipaparkan.

Setelah ketiga sesi pembahas selesai, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang diikuti oleh peserta. Setelah itu dilanjutkan tanggapan yang disampaikan Andrinof Chaniago, M.Si tentang berbagai bahasan dan pertanyaan yang diajukan sepanjang acara berlangsung terhadap isi buku yang ditulisnya. Peluncuran buku ini pertama kali diadakan pada tahun 2001 di Hotel Four Season, Jakarta dan sampai sekarang telah memasuki cetakan kedua. Acara bedah buku ini sebelumnya sudah pernah diadakan di berbagai universitas di Indonesia, diantaranya di Unair Surabaya, Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang serta mendapat sambutan yang meriah dari setiap universitas yang didatangi. Untuk UI sendiri, acara bedah buku ini baru pertama kali diadakan. (WND)

Related Posts

Leave a Reply