iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Guru Besar FIB UI: Studi Memori dan Politik Memori Miliki Peran dalam Rekonstruksi Nation Building

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya > Guru Besar FIB UI: Studi Memori dan Politik Memori Miliki Peran dalam Rekonstruksi Nation Building

Prof. Dr. Zeffry, S.S., M.Hum. dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap bidang Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas Indonesia (UI), setelah menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Studi Memori, Politik Memori, dan Rekonstruksi Nation Building”. Pengukuhan yang dipimpin langsung oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., tersebut diadakan kemarin Rabu (6/9), di Balai Sidang, Kampus UI Depok.

Dalam orasinya, Prof. Zeffry menyampaikan peran penting studi memori, terutama terkait memori politik, dalam pembangunan suatu bangsa. Selama tiga dekade terakhir, studi memori menjadi topik yang semakin populer untuk kajian ilmiah. Lonjakan dalam penelitian memori ini berkontribusi besar pada cara mempertimbangkan berbagai masalah, termasuk bagaimana sistem politik dan budaya memfasilitasi, mengingat, atau membungkam peristiwa sejarah.

Memori didefinisikan sebagai entitas yang dinamis serta dapat dibuat ulang dalam dialog dengan kuasa politik, sosial, dan budaya. Politisi sering menggunakan pemahaman kolektif tentang masa lalu untuk memobilisasi ingatan sebagai instrumen politik untuk masa kini. Dalam kasus-kasus tertentu, mereka menggunakan masa lalu secara strategis dan memanipulasi ingatan untuk melegitimasi tindakan mereka dengan mengacu pada peristiwa formatif dalam kesadaran kolektif komunitas.

Memori kolektif umumnya dinarasikan melalui berbagai cara dengan menggunakan berbagai instrumen, baik melalui tindakan persuasif maupun koersif. Tindakan seperti itu yang biasa disebut sebagai nationalism project yang dilakukan untuk membuat warga negara tetap memiliki sisi nasionalismenya, di samping pembentukan kesadaran bersama atas memori kolektif yang telah diseleksi. Berbagai rekonstruksi dan reproduksi atas peristiwa itulah yang kemudian menjadi bahan kajian dari studi memori.

Masalah memori sering menyentuh topik sensitif terhadap negara, yakni yang berkaitan dengan identitas nasional dan etnis, kebijakan luar negeri, rekonstruksi pasca-konflik, trauma dampak rezim otoriter, serta pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM). Pelanggaran HAM tersebut biasanya mencakup violence, genocide, rasisme, diskriminasi, xenophobia, dan chauvinism yang mengakibatkan trauma dan luka sejarah yang kelam.

Di Indonesia, studi memori berkaitan dengan trauma peristiwa tahun 65, GAM Aceh, Timor Timur, peristiwa 98, konflik antaretnis, dan berbagai represi legasi Orde Baru. Setelah hampir 22 tahun sejak reformasi, pada tanggal 11 Januari 2023, Presiden Jokowi atas nama pemerintah Indonesia, akhirnya mengakui 12 pelanggaran HAM berat yang pernah terjadi di Indonesia sejak tahun 1965–2003. Pengakuan tersebut didasarkan pada hasil seleksi oleh Tim Penyelesaian Non-yudisial Pelanggaran HAM berat masa lalu (PPHAM).

Untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai perdamaian, negara dan lembaga universitas diharapkan dapat mendukung proyek riset, khusus untuk memberikan contoh dalam mengungkap kesalahan masa lalu, demi terbentuknya Nation Building Indonesia yang lebih baik di masa mendatang. Trauma peristiwa masa lalu menghasilkan ingatan yang akan membentuk narasi untuk membangun identitas masa depan bangsa yang lebih baik. Politik ingatan tidak hanya membangkitkan romantisme masa lalu untuk masa kini, tetapi juga memperkuat nilai dan identitas bangsa.

Kajian Prof. Zeffry terkait studi memori merupakan satu dari sekian banyak penelitian yang telah dilakukan. Beberapa penelitian lainnya yang pernah dipublikasikan, antara lain A Pseudo-Rebellion: Ujung Berung Metalheads in the Contestation of Identity Space in Bandung, 2010–2022 (2023); Challenging the Promise of Decentralization: the Case of Marginalization of Mosalaki Role in Nggela Vilage in Ende Lio, Flores (2023); dan Critical Literature Study on Habaib Identity in the Constellation of Islamic Studies in Indonesia from the Colonial Period to the Present (2022).

Selain karya ilmah, Prof. Zeffry juga mahir menulis buku-buku sajak. Beberapa buku sajaknya mendapat penghargaan dan sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa asing. Buku sajak Dari Batavia Sampai Jakarta: Sejarah Perkembangan Kota Jakarta dalam Sajak mendapat Hadiah Pertama Buku Sajak Terbaik dari Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2000 dan memperoleh Hadiah Buku Sastra Terbaik Pertama dari Yayasan Buku Utama Ikapi pada 2002. Sementara itu, buku sajak Post Kolonial dan Wisata Sejarah dalam Sajak mendapat Hadiah Pertama Katagori Buku Puisi Terbaik dari Khatulistiwa Literary Award pada 2012.

Prof. Dr. Zeffry, S.S., M.Hum. merupakan dosen di Departemen Ilmu Sejarah sekaligus pengajar di Program Studi Rusia FIB UI. Ia menamatkan pendidikan S1 Sastra Rusia Fakultas Sastra UI (1986); S2 Kajian Wilayah Amerika UI (1996); dan S3 Ilmu Sejarah FIB UI (2006). Ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Prodi Rusia FIB UI (1990–1993), Sekretaris Program Diploma (1993–1996), Sekretaris Kajian Wilayah Amerika (1997–2002, Pembantu Dekan I FIB UI (2000), Kepala Penelitian FIB UI (2002–2004), Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat FIB UI (2004–2008), dan Kepala Divisi Riset PPKB FIB UI (2016–2020).

Prosesi pengukuhan guru besar Prof. Zeffry turut dihadiri oleh Guru Besar Universitas Nasional, Prof. Dr. Umar Basalim; Rektor Institut Kesenian Jakarta, Dr. Indah Tjahjawulan, M.Sn.; serta Founder PT Radian Utama Group dan Brawijaya Healthacare Group, Sulaiman Ganis, MBA, dan Dr. Ir. Ahmad Ganis, M.Si.

Related Posts