id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

MAC UI, Kemendikbudristek, & Unusia Selenggarakan Simposium Internasional Jalur Rempah

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > MAC UI, Kemendikbudristek, & Unusia Selenggarakan Simposium Internasional Jalur Rempah

Makara Art Center (MAC) Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Fakultas Islam Nusantara (FIN) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI menyelenggarakan Simposium Internasional 2021 tentang Jalur Rempah dengan tema “Cosmopolitanism of Islam Nusantara: Spiritual Traces and Intelectual Network on Spice Route”, pada 30-31 Agustus 2021. Kegiatan simposium ini dilakukan secara online serta offline (hybrid), dengan kegiatan offline bertempat di gedung Makara Art Center UI, Depok, dan kegiatan online menggunakan jalur internet (Link-Zoom) dan kanal youtube MAC, TVNU, dan UNUSIA.

Simposium ini merupakan ikhtiar melakukan penelusuran jalur rempah di Nusantara menjadi jejak peradaban Nusantara. Dalam sambutan pembukaan, Menteri Dikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A., menyatakan bahwa jalur rempah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pemikiran dan gaya hidup kosmopolit bangsa Nusantara. “Jalur Rempah inilah yang memungkinkan interaksi lintas budaya berjalan secara harmonis,” kata Mendikbud. Hal senada juga disampaikan Wakil Rektor UI Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris. Menurutnya, salah satu makna penting dari simposium internasional ini adalah menggali jejak peradaban Nusantara yang tersebar ke penjuru dunia melalui jalur rempah.

Ketua PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj menatakan bahwa Kosmopolitasnime Islam Nusantara perlu dikaji secara mendalam untuk menggali berbagai data dan informasi yang dapat dijadikan landasan konsep dalam membangun kerangka teoritik. Hal itu karena Islam Nusantara memiliki karakter dan ekspresi yang berbeda dari Islam Timur Tengah, khususnya kawasan Arab. “Wajah Islam di Timur Tengah penuh dengan konflik, sedangkan Islam Nusantara berwajah toleran dan moderat,” demikian kyai Said.

Simposium internasional yang diadakan FIN-UNUSIA ini mengundang segenap warga negara dimana pun berada. Peserta yang telah mendaftar dapat mengikuti simposium melalui zoom dengan link yang telah dikirim panitia. Sedangkan peserta yang tidak mendaftar dapat mengikuti melalui kanal youtube Makara Art Center, UNUSIA, dan TVNU. Setiap peserta yang mendaftar akan mendapatkan e-certificate.

Ada beberapa topik yang akan dibahas dalam tema ini. Dr. Ahmad Suaedy, Dekan Fakultas Islam Nusantara menyebutkan ada sembilan topik dalam simposium ini, yaitu: ‘Woman on the Spice Route of Nusantara’; ‘Spiritual and Intelectual Network on the Spice Route’; ‘Dialogue between Islam and Other System of Beliefs’; ‘Manuscript and Cultural Negotiations on the Spice Route’; ‘Transmission of Oral Tradition among Nusantara Society on the Spice Route’. Simposium ini melibatkan 24 narasumber nasional dan internasional diantaranya Pembicara Utama, yakni Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, Prof. Azyumardi Azra, Prof. KH Said Aqil Siradj, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Prof. Michael Feener, Prof. Maksoem Machfuds, Mahmood Kooria, Ph.D, Prof. Peter Carey, Dr. Ahmad Suaedy, Van Dallen, dan lainnya, serta 11 moderator, dan 15 fasilitator.

Menurut ketua penyelenggara sekaligus Kepala UPT MAC UI, Dr. Ngatawi Al-Zastrow, simposium internasional ini diharapkan dapat menghasilkan suatu rumusan bahwa “sejarah bukan sekadar kronologi peristiwa saja, tapi juga gerak peradaban yang dapat dijadikan referensi penting dalam melakukan pencerahan kebangsaan dan untuk membangun pemahaman yang baik tentang peradaban Nusantara, utamanya bagi generasi penerus, di masa kini, dan mendatang”.

“Tujuan simposium ingin memperkuat perspektif, memperkokoh epistemologi, serta mendorong tradisi riset yang lebih kuat di bawah tema Islam Nusantara secara akademik. Kami juga ingin membangun paradigma ilmu pengetahuan yang berbasis pada tradisi kenusantaraan, keislaman, serta dinamika sosial-politik dan ekonomi. Atau kami ingin menempatkan agama sebagai garda transformasi untuk kesejahteraan masyarakat dan perdamaian dunia,” ujar Dr. Ahmad Suaedy, M.Hum (Dekan Fakultas Islam Nusantara Unusia) dalam kata sambutannya.

Kegiatan simposium juga didukung lima asosiasi profesi, yaitu yaitu Masyarakat Sejarahwan Indonesia (MSI), Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI), Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), dan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI). Simposium tersebut mendapat antusiasme luar biasa dari hampir 1.000 peserta terdiri dari para akademisi, intelektual, budayawan, aktivis, dan masyarakat yang sudah melakukan registrasi. Sebanyak 168 abstrak yang telah dikirimkan oleh peserta. Setelah melalui seleksi dengan kriteria yang ketat dan melibatkan lima asosiasi profesi, terpilih 70 abstrak yang akan dipresentasikan pada simposium.

Related Posts