iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Mapala UI Suarakan Gerakan Pariwisata dan Pendakian Ramah Lingkungan Secara Netral Karbon

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Mapala UI Suarakan Gerakan Pariwisata dan Pendakian Ramah Lingkungan Secara Netral Karbon
Dari kiri ke kanan: Andi Pananrang (Community Officer #SayaPilihBumi), Bogar Baskoro (Strategic Partnership Lead Jejak.in), Dinni Septianingrum (Co-Founder #SeaSoldier), Raditya Anggoro (Ketua Pelaksana Baka-Raya Project), Magkma (Ketua Mapala UI), Fikra Alfath (Moderator).

Selain pesona alam yang eksotis, berbagai wilayah di Indonesia juga menyajikan wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Melihat potensi tersebut, pengembangan ekowisata terus digalakan oleh pemerintah agar dapat meningkatkan dampak positif pada masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.

Pada Juli lalu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan program Towards Climate Positive Tourism through Decarbonization and Eco-Tourism. Program ini bertujuan untuk mengajak wisatawan agar dapat turut andil dalam kegiatan wisata berkualitas dan berkelanjutan yang nantinya mampu menurunkan karbon emisi di sektor pariwisata.

Sebagai wujud dukungan terhadap program tersebut, Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) menyelenggarakan diskusi panel yang bertajuk “Pendakian Netral Karbon: Wujud Kepedulian Alam dan Pariwisata Pasca-Pandemi” di Sekretariat Ikatan Alumni UI, Kampus UI Salemba, pada Sabtu lalu (1/10). Diskusi ini menghadirkan beberapa narasumber dengan berbagai macam latar belakang, yakni Dinni Septianingrum, pendiri organisasi peduli lingkungan #SeaSoldier; Andi Pananrang, Community Officer #SayaPilihBumi; Bogar Baskoro selaku Strategic Partnerships Lead Jejak.in; dan Raditya Anggoro, Ketua Pelaksana Baka-Raya Project sekaligus merupakan calon anggota Mapala UI.

Kegiatan diskusi ini menjadi wadah untuk menyuarakan gerakan pariwisata dan pendakian ramah lingkungan secara netral karbon dari sudut pandang yang variatif kepada 150 lebih pemirsa yang didominasi oleh para mahasiswa pencinta alam dari seluruh Indonesia. Pada dasarnya, prinsip pendakian netral karbon adalah pendakian yang dilakukan dengan menghitung, mengganti, dan mengurangi emisi karbon selama pendakian.

“Netral karbon adalah upaya kita untuk menghadirkan wadah serapan atas emisi karbon yang sudah kita hasilkan. Senyawa CO2 berlebih di bumi menyebabkan bumi menjadi panas kemudian terjadilah yang biasa kita kenal dengan climate change. Dalam menangani emisi karbon berlebih inilah, kemudian kita mengenal istilah netral karbon,” ujar Dinni.

Pendakian netral karbon dalam penerapannya meliputi tiga hal, yaitu menghitung, mengganti, dan mengurangi emisi. “Menghitung karbon merupakan pondasi awal untuk menghadapi pemanasan global. Kita dapat mulai menerapkannya dari kegiatan sehari-hari. Lalu, yang paling penting adalah harus timbul dulu kesadaran diri dari masing-masing bahwa hampir setiap kegiatan yang kita lakukan menghasilkan emisi karbon,” kata Bogar.

Sementara itu, penerapan netral karbon tidak hanya dilakukan dalam pendakian, tetapi juga pada kegiatan di alam lainnya seperti yang dikatakan Radit. “Netral karbon juga bisa diterapkan pada jenis kegiatan di alam lainnya, seperti arung jeram. Hal ini bisa dilakukan sedari perencanaan perjalanan dengan memperhatikan komponen-komponen penghasil emisi karbon yang kemungkinan akan muncul selama berkegiatan,” ujar Radit.

Diskusi panel ini merupakan bagian dari rangkaian Baka-Raya Project, yaitu kegiatan yang diadakan Badan Khusus Pelantikan (BKP) Mapala UI 2022 bagi para calon anggota Mapala UI dan sebagai salah satu bentuk kampanye pariwisata dan pendakian netral karbon. Sebelumnya, Mapala UI telah berkontribusi memajukan daerah dengan melakukan kampanye pendakian netral karbon; pembukaan jalur baru untuk pendakian Gunung Bukit Raya; serta inisiasi proyek sosial Pojok Literasi di Taman Nasional Bukit Baka dan Bukit Raya (TNBBBR), Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, pada Agustus lalu.

“Dengan mengusung tema pendakian netral karbon, diharapkan  (calon anggota Mapala UI) bisa turut melestarikan lingkungan hidup di tengah krisis iklim global. Semoga gerakan ini bisa memotivasi masyarakat luas untuk lebih peduli lagi terhadap lingkungan alam,” ujar Magkma, Ketua Mapala UI.

Related Posts