id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Berpikir ala Sherlock Holmes

Universitas Indonesia > Berita > Berpikir ala Sherlock Holmes

shutterstock_272653865

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi UI menyelenggarakan seminar bertajuk “How to Think Like Sherlock Holmes” pada Sabtu (16/4/2016) di Auditorium Gedung H, Fakultas Psikologi UI Depok.

Seminar ini merupakan rangkaian acara 2nd Annual Psychology Summit.

Hadir pagi itu, Edward Andriyanto Soetardhio, M.Psi sebagai pembicara pertama. Pria yang akrab disapa Ewa itu merupakan dosen di Fakultas Psikologi UI.

Memaparkan pengetahuan mengenai sistem kognisi manusia, Edward menjelaskan mengenai dua sistem dalam berpikir.

“Sistem satu yang intuitive berpikir lebih cepat dalam pengambilan keputusan. Sedangkan sistem dua yang rasional, lebih lambat dan biasanya menyelamatkan keputusan kita,” tuturnya.

Edward menjelaskan bahwa yang membedakan Sherlock Holmes, tokoh fiksi adaptasi novel legendaris Arthur Conan Doyle yang dikenal memiliki kekuatan berpikir cepat dan kritis dalam memecahkan kasus, terletak pada penggunaan sistem dua.

Sherlock Holmes, menurutnya, memiliki skema-skema yang rapi dalam kerangka berpikirnya.

“Identifikasi masalah, mendefinisikannya, memilih strategi, mengorganisasi info dan sumber daya, mengawasi penyelesaiannya, kemudian mengevaluasi kesuksesan, merupakan algoritma berpikir Sherlock yang harus dilatih dengan terus dipakai,” jelasnya.

Turut hadir pagi itu, Raymond Godwin, S.Psi., M.Psi selaku Ketua Jurusan Psikologi Binus University. Ia memaparkan perbedaan cara berpikir Sherlock Holmes dengan orang biasa pada umumnya.

“Ada dua hal. Jumlah info yang dimiliki di otak dan kemampuan untuk mengorganisasikannya,” katanya.

Lebih lanjut Raymond menjelaskan bagaimana Sherlock menggunakan data untuk memecahkan masalah.

“Sifat alamiah orang, umumnya adalah lompat pada keputusan. Sherlock berpikir dari mencari data, lalu mengambil sebuah keputusan,” tuturnya.

Menyimpulkan diskusi tersebut, kedua akademisi bidang psikologi ini sepakat terhadap aplikasi empat rumus Sherlock, yaitu seleksi, objektif, inklusif, dan engage sebagai upaya untuk berpikir kritis dalam pemecahan masalah.

 

Penulis : Melati Suma Paramita

Related Posts

Leave a Reply