id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Membedah Potensi Industri di Indonesia

Universitas Indonesia > Berita > Membedah Potensi Industri di Indonesia

IMG_0254Salah satu ciri dari negara maju adalah sektor industri yang mencapai total 30 persen dari keseluruhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang ada. Angka tersebut belum dapat dicapai karena belum adanya pengelolaan sektor industri yang fokus dan terarah.

Hal tersebut merupakan topik yang dibahas pada Seminar Nasional bertajuk Kebijakan dan Langkah Strategis dalam Pengembangan Industri Unggulan Nasional di Balai Tirta, Kampus UI Depok. Seperti telah diberitakan sebelumnya, seminar ini menghadirkan sejumlah tokoh, yaitu Ir. Rudiantara, MBA (Menteri Komunikasi dan Informatika RI), Triawan Munaf (Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI), Farah Ratna Dewi Indriani, MBA (Deputi Pengembangan Iklim Penanaman Modal – Badan Koordinasi Penanaman Modal RI), dan Ir. Harjanto, M. Eng (Dirjen Basis Industri Manufakatur Kementerian Perindustrian RI).

Harjanto dalam seminar tersebut menyampaikan, tahun ini pemerintah mempunyai target penguatan pada sektor industri manufaktur yang dianggap mempunyai potensi yang sangat besar. “Industri baja, tekstil, gas, pupuk. Ini yang mau kami tingkatkan, sehingga nantinya diharapkan kuota eskpor kita meningkat sampai dengan 300 persen,” ungkap Harjanto.

Sementara itu, menurut Rudiantara, sektor yang akan sangat berkembang pesat nantinya adalah e-commerce. Untuk itu, kedepannya program unggulan dari kementeriannya adalah pembuatan one payement gateway untuk semua sistem transaksi online di Indonesia. Dalam proses peningkatan sektor industri dan ekspor ini, peranan teknologi komunikasi juga menjadi hal yang penting. “Teknologi informasi menyediakan efisiensi dan transparansi dalam birokrasi dan sistem transaksi di Indonesia. Ini penting,” ungkap Rudiantara.

Sementara itu, program unggulan untuk mendukung perindustrian nasional dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI adalah peringkasan birokrasi bagi para investor. Pemerintah telah menempatkan wakil dari masing-masing kementerian di kantor pusat BKPM. Dengan adanya kebijakan ini diharapkan investor akan semakin percaya menaruh modalnya di Indonesia.

Sektor industri lainnya yang mempunyai potensi berkembang pesat nantinya adalah sektor ekonomi kreatif di bawah Badan Ekonomi Kreatif (BEK). Kepala BEK Triawan Munaf dalam pemaparannya menjelaskan BEK saat ini fokus antara lain pada industri perangkat atau aplikasi mobile, musik, film, hingga kuliner.

Permasalahan utama dari dua bidang ini, kata Triawan, adalah maraknya pembajakan yang menyebabkan sulitnya membawa banyak pemasukan bagi PDB negara. “Padahal ada soft power yang sangat kuat di musik dan film. Ibarat satu rangkaian kereta, lokomotifnya membawa gerbong efek domino yang banyak dan menguntungkan,” tambahnya.

Sebagai penutup, para pembicara sepakat bahwa untuk mengembangkan dunia industri di Indonesia perlu adanya semangat kebersamaan dan gotong royong antar-stakeholder. Oleh karena itu, yang paling pertama harus dilakukan adalah menghilangkan ego sektoral untuk mencapai tujuan bersama. (WND)

Related Posts

Leave a Reply