id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Membedah The Protocols, Buku yang Berpengaruh Bagi Adolf Hitler

Universitas Indonesia > Berita > Membedah The Protocols, Buku yang Berpengaruh Bagi Adolf Hitler

Dalam menyebarkan pemikirannya, tokoh pemimpin Nazi, Adolf Hitler, terpengaruh oleh banyak hal, termasuk buku. Salah satu buku yang berpengaruh adalah The Protocols yang ditulis antara tahun 1897-1899 di bawah perintah pimpinan cabang luar negeri polisi rahasia Rusia (Okhrana) di Paris.

Buku ini dibedah oleh Dosen program Studi Ilmu Perpustakaan dan Kepala Perpustakaan Universitas Indonesia (UI), Dr. Fuad Gani, S.S., M.A. pada kuliah umum bertajuk “Buku sebagai Kebudayaan Material: Perseteruan Ideologi”.

Kuliah umum tersebut diadakan di Auditorium Gedung I Fakultas Ilmu Budaya UI (FIB UI) pada Selasa, 26 Februari 2019. Pada tahun 1897, di Basel, Swiss, Learned Elders mengadakan pertemuan sebanyak 24 kali. Kelompok tersebut merupakan pemerintahan rahasia yang dimiliki oleh bangsa Yahudi. “Keputusan penting dalam pertemuan ini lalu dituangkan dalam sebuah buku yang berjudulThe Protocols of The Learned Elders of Zion,” papar Fuad.

Kemudian, pada tahun 1903, versi ringkas The Protocols diterbitkan di St. Petersburg, Rusia oleh koran Znamya dan pada 1920 diterbitkan di Polandia, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Pada 1920 juga, buku ini dibawa oleh perantau Rusia, Boris Brasol, ke Amerika.

The Protocols pun menjadi inti program anti-Semitisme oleh Henry Ford, pendiri perusahaan motor Ford. Hingga pada 1930, The Protocols telah tersebar di berbagai wilayah Benua Eropa. Adolf Hitler sendiri diperkenalkan pada The Protocols oleh ideolog partai Nazi, Alfred Rosenberg pada 1920.

Hitler mengacu pada buku ini dalam pidato politiknya, dan selama kariernya ia memanfaatkan mitos bahwa kaum Bolshevist Yahudi sedang berkonspirasi untuk menguasai dunia.“Meskipun keaslian pasti The Protocols tidak diketahui, tujuannya adalah menggambarkan kaum Yahudi sebagai para konspirator yang ingin menguasai dunia dengan ideologi dominan atau ketidaksetaraan,” jelas Fuad dalam presentasinya.

Sejatinya, menurut isi buku ini dunia harus disatukan di bawah Yahudi dan diperintah oleh parlemen Daud. Hal ini dilakukan denga nmemberi para pemuda pendidikan yang menjadikan mereka mempunyai jiwa memberontak, menjadikan masyarakat jahat dengan minuman keras dan pelacuran. Selain itu, dilakukan juga fitnah terhadap agama, pernyataan perang, korupsi dijadikan budaya, kelaparan disebarkan, kejahatan ditingkatkan, dan dipercaya juga bahwa darah orang kaya harus dilimpahkan.

 

 

Related Posts

Leave a Reply