id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Menghilangkan Stigma Penyebaran HIV Lewat Edukasi

Universitas Indonesia > Berita > Menghilangkan Stigma Penyebaran HIV Lewat Edukasi

Dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia, Rumah Sakit Universitas Indonesia menggelar seminar awam Bicara Sehat yang ke-10. Dengan tajuk Kenali Statusmu, HIV Dapat Ditangani, seminar ini diadakan Kamis (12/12) di Main Hall, Gedung Entrance RSUI, Kampus Depok.

Selain untuk memperingati hari AIDS sedunia, acara ini diadakan juga sebagai bentuk peresmian dari Layanan HIV Terpadu RSUI yang sudah resmi dibuka pada 5 Desember lalu.

Seminar yang diselenggarakan pada hari itu, menghadirkan tiga pembicara yang membawakan topik yang berbeda-beda namun tetap pada satu tema besar yakni HIV AIDS.

Salah satunya adalah dr. Adityo Susilo, Sp.PD(K). Dr. Adit, begitu sapaannya menjelaskan mengenai pengenalan HIV, bahaya dari HIV dan bagaimana cara untuk menanggulanginya.

Dr. Adit memabahas tentang HIV dengan singkat namun sangat detail dalam menyampaikan materinya. Salah satunya yang mungkin belum diketahui banyak orang adalah bagaimana cara penularan virus HIV itu terjadi.

Di dalam presentasinya, dr. Adit menjelaskan jika ternyata penderita HIV tidak bisa menularkan virusnya kepada orang lain lewat keringat, berpelukan, memakai barang atau tempat yang sama dengan penderita, bahkan berciuman dengan taraf wajar pun juga tidak akan menularkan virus HIV.

HIV hanya dapat ditularkan jika terjadi kontak langsung dengan darah atau komponen darah yang sudah terinfeksi HIV, yang di mana hal itu dapat terjadi jika melakukan hubungan seksual yang beresiko, penggunaan jarum suntik atau jarum tattoo, atau penularan yang terjadi antara ibu hamil kepada janinnnya.

Jika seseorang sudah terinfeksi virus HIV, orang tersebut harus segera memeriksakan dirinya kepada dokter. Hal ini dikarenakan penyeberan virus HIV ke organ-organ tubuh lainnya seperti otak, usus, limpa dan lainnya sangat cepat dan menyerang daya tahan tubuh inangnya sangat cepat.

Pada awalnya efek dari HIV memang tidak terasa tetapi jika sudah menyebar ke dalam tubuh akan sangat berbahaya mengingat dampak tersebut umumnya akan terasa pada tahun ke-7 sampai 10 dan berujung kepada kondisi AIDS.

Untuk itu, deteksi dini sangat diperlukan agar penanganan yang tepat dapat segera dilakukan. Apalagi seorang Ibu yang ingin memiliki anak dan hamil agar mengantisipasi anak yang lahir ikut terinfeksi.

Beliau menjelaskan jika kini HIV sudah memiliki penanganan obat yang disebut ARV (Antiretroviral) da obat ini gratis disubsidi oleh pemerintah.

ARV memang tidak akan mematikan virus HIV di dalam tubuh tetapi dapat menekan perkembangan virus tersebut hingga titik ke tidak terdeteksi. Obat tersebut harus siap diminum seumur hidup oleh penderita agar virus tersebut bisa ditekan di dalam tubuh.

Di akhir materi, beliau juga mengingatkan kita untuk terus waspada dan berhati-hati agar bisa terhindar dari penyakit tersebut dan memberikan solusi dengan sebutan A B C D.

“Kita harus ingat A B C D ini, A itu abstain artinya kita bisa menjaga diri, B yaitu Be Faithful, kemudian kalo kepepet ya ini C yaitu Condom, D yaitu don’t do drugs karena peneyabaran via jarum suntik salah satu yang sangat sering terjadi, dan terakhir E yaitu Education seperti yang kita lakukan hari ini.” Jelas dr. Adit sambil tertawa.

 

 

 

Related Posts

Leave a Reply