id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Meningkatkan Kemandirian Pasien TB Paru dengan Model P2K3

Universitas Indonesia > Berita > Meningkatkan Kemandirian Pasien TB Paru dengan Model P2K3

tb_social_feed_img_1421211476Penanganan tuberkulosis (TB) paru sangat memerlukan kemandirian pasien penderita. Hal ini karena pengobatan untuk penyakit ini adalah pengobatan jangka panjang, kurang lebih tiga sampai sembilan bulan dan penderita harus minum paling sedikit 3 macam obat. Selama pengobatan, pasien harus disiplin minum obat dan secara rutin melakukan kontrol ke dokter sampai dianggap sembuh total. Jika tidak, proses pengobatan TB menjadi tidak tuntas dan kuman atau bakteri TB menjadi resisten.

Selama proses pengobatan, seharusnya perawat dapat berperan lebih dalam meningkatkan kemandirian klien. Namun, hal ini sulit dilakukan karena terbatasnya jumlah perawat. Hal ini menyebabkan perawat tidak dapat melakukan kunjungan rumah dan memberdayakan keluarga untuk dapat memberikan dukungan perawatan bagi klien TB. Inilah latar belakang Astuti Yuni Nursasi melahirkan inovasi intervensi keperawatan yang diberi nama model Pemberdayaan Perawat, Kader, Keluarga dan Klien (P2K3). Model ini menjadi fokus presentasinya dalam sidang promosi doktor di Gedung Pendidikan dan Laboratorium FIK UI, Depok, Jumat (9/1/2014).

Dalam sidang promosi doktor ini, Astuti mempresentasikan disertasinya yang berjudul“Efektivitas Model Pemberdayaan Perawat, Kader, Keluarga, dan Klien (P2K3) terhadap Tingkat Kemandirian Klien Tuberkulosis Paru dalam Melakukan Perawatan Diri di Kota Depok Tahun 2014”. Ia mendapatkan yudisium A dengan nilai IPK 3,81.

Penelitian Yuni bertujuan untuk mengetahui efektivitas model P2K3 terhadap tingkat kemandirian klien dalam perawatan TB paru di kota Depok. Model P2K3 adalah sebuah model intervensi keperawatan langsung pada pasien TB paru di rumah. Kader dan keluarga mengamati proses perawatan yang diberikan tersebut.

Selanjutnya, perawat akan mendampingi pasien dan melakukan supervisi kader ketika melakukan perawatan pada pasien. Kader juga mendampingi keluarga saat memberikan perawatan pada pasien. Model P2K3 dikembangkan berdasarkan integrasi model perawatan diri, model perawatan berbasis komunitas, dan pendekatan perawatan yang berpusat pada pasien.

Yuni menggunakan desain kuasi eksperimen pre-post test pada dua kelompok. Penelitian dilakukan di 15 wilayah kerja Puskesmas di Kota Depok dengan kasus TB tertinggi. Penelitian terdiri dari tahap pengembangan model dan pengujian efektivitas model.

Sampel diambil secara purposif sebanyak 108, terdiri dari 54 kelompok kontrol dan 54 kelompok intervensi. Hasil penelitian Yuni menunjukkan bahwa model P2K3 efektif untuk meningkatkan kemandirian klien TB paru sebesar 40,2%. Penerapan model ini perlu didukung dengan kebijakan pelayanan kesehatan dari Dinas Kesehatan. Model P2K3 dan modulnya direkomendasikan digunakan oleh perawat di komunitas sebagai acuan pemberdayaan kader, keluarga, dan klien TB paru. (WND)

Related Posts

Leave a Reply