iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Meuthia Ganie-Rochman, Dosen Sosiologi FISIP UI, Terima Penghargaan Cendikiawan Berdedikasi Kompas 2022

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Meuthia Ganie-Rochman, Dosen Sosiologi FISIP UI, Terima Penghargaan Cendikiawan Berdedikasi Kompas 2022

Sebagai bentuk apresiasi pada para ilmuwan yang mendedikasikan dirinya untuk kepentingan masyarakat luas, Kompas mengadakan penganugerahan “Penghargaan Cendekiawan Berdedikasi Kompas”. Salah satu penerima penganugerahan tersebut adalah Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Dr. Meuthia Ganie-Rochman.

Meuthia merupakan pakar sosiologi organisasi dan sosiologi pembangunan yang memiliki ketertarikan pada isu korupsi. Ia pernah menjadi salah seorang panitia seleksi calon Pimpinan Pemberantasan Korupsi (KPK) selama dua periode, yaitu pada periode  2015-2019 dan periode 2019-2023.

Selain itu, Meuthia juga aktif sebagai Ketua Dewan Pembina YAPPIKA (organisasi nirlaba) yang telah berkiprah selama 30 tahun di Indonesia untuk advokasi kebijakan dan perbaikan layanan publik di Indonesia. YAPPIKA merupakan anggota Federasi ActionAid International. Federasi organisasi nirlaba ini beranggotakan organisasi nirlaba di 45 negara. YAPPIKA-ActionAid memiliki misi yang beririsan, yaitu bersama masyarakat memerangi kemiskinan dan ketidakadilan.

Untuk ke depannya, Meuthia akan fokus untuk melakukan riset perubahan institusional dan organisasi dalam masyarakat digital serta mengembangkan pendekatan baru untuk penguatan masyarakat pascapandemi. Ia menyoroti timbulnya kekuatan sentrifugal dalam masyarakat dari dampak perkembangan penggunaan internet, khususnya media sosial. Dikutip dari Harian Kompas, Meuthia mengatakan bahwa masyarakat terlalu sibuk mencari informasi mengenai berbagai hal yang begitu banyak tetapi tidak tahu bagaimana merekonstruksinya untuk memecahkan masalah yang relevan untuk ke depannya.

“Kita perlu berhenti sejenak. Bukan teknologinya, tetapi secara serius, mendalam, dan sistematis, bukan diwacanakan secara sembarangan agar populer. Perlu diperhatikan bagaimana mengendalikan teknologi informasi agar akuntabel bagi kesejahteraan masyarakat luas dan tidak menimbulkan ketimpangan yang baru,” ujar Meuthia.

Related Posts