id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Penggunaan Teknologi Smartphone dan Internet oleh Anak di Bawah Umur

Universitas Indonesia > Berita > Penggunaan Teknologi Smartphone dan Internet oleh Anak di Bawah Umur

Pusat Kajian Perlindungan Anak Indonesia (PUSKAPA) bekerjasama dengan UNICEF menyelenggarakan seri pembelajaran bulanan bertajuk “Ending Childhood Violence” di Auditorium Komunikasi, FISIP UI pada Jum’at (12/10).

Pada bulan ini, diskusi berfokus untuk membahas anak-anak dengan teknologi di era digital. Diskusi ini dihadiri oleh Roy Huiismans (Profesor ISS Erasmus University), Aris Kurniawan (Sub Direktorat Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI), dan Donny B.U. (ICT Watch Indonesia) sebagai pembicara.

Pemaparan pertama dilakukan oleh Roy Huiismans selaku akademisi yang menceritakan hasil penelitiannya mengenai paparan anak usia 11 sampai 15 tahun oleh smartphone dan internet di area pedesaan Laos dan Vietnam.

Roy mengatakan kalau di keluarga kelas menengah ke bawah anak-anak lebih dulu memiliki dan menggunakan smartphone dibandingkan orang tuanya. Hal ini mengkhawatirkan, karena orang tua tidak bisa mengawasi secara langsung penggunaan smartphone dan internet oleh anak-anak.

Selanjutnya, Aris Kurniawan sebagai perwakilan dari badan pemerintahan memaparkan upaya-upaya yang sudah dan akan terus dilakukan oleh pemerintah untuk memblokir dan mengurangi pengaruh buruk teknologi digital. Mulai dari pemblokiran situs pornografi, perjudian, serta konten kekerasan lainnya menjadi urgensi dari tim Cyber Drone 9 dalam melindungi pengguna internet di bawah umur.

Beberapa upaya lain yang sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah ialah gerakan nasional literasi digital, pengembangan kurikulum, pengembangan komunitas dan proyek kolaborasi.

Tidak jauh berbeda dengan paparan Aris, Donny menceritakan pengalamannya selama bekerja sama dengan badan pemerintahan dalam pengarahan penggunaan internet untuk anak-anak.

Ia mengatakan bahwa ancaman penggunaan smartphone dan internet terhadap anak tidak hanya secara online seperti cyber bullying, namun anak tetap mungkin mendapatkan kekerasan di dunia nyata.

Sebagai organisasi yang memberikan pelayanan untuk masyarakat, ICT Watch juga mengembangkan situs literasi digital dalam menyebarluaskan informasi penggunaan internet yang baik dan positif dalam bentuk berbagai media.

Pada bagian akhir diskusi, ketiga pembicara menekankan pentingnya peran orang tua dan guru di sekolah sebagai orang-orang yang paling sering berinteraksi dengan anak untuk mengawasi, memberikan contoh, dan bahkan sama-sama belajar dari teknologi.

Related Posts

Leave a Reply