id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Pentingnya Negosiasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Universitas Indonesia > Berita > Pentingnya Negosiasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Unit Ventura, Kerjasama, dan Hubungan Alumni Fakultas Psikologi UI bekerja sama dengan Mark Russell, seorang konsultan yang telah berpengalaman dalam memberikan pelatihan bernegosiasi menggelar workshop pada Rabu (15/08/2017).

Workshop bertujuan meningkatkan kemampuan softskill khususnya bagi para anggota UKK di berbagai fakultas di Universitas Indonesia, serta meningkatkan peluang kerja sama bagi Unit Usaha Kerja (UKK) di berbagai fakultas di Universitas Indonesia dengan pihak eksternal.

Negosiasi dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dalam dua hal yaitu kompromi dan kompetisi. Kompromi adalah situasi dimana kedua pihak saling memberikan kepercayaan dan menyesuaikan diri dan dapat dicapai situasi dimana kedua pihak sama-sama diuntungkan (win win solution). Sementara pada kompetisi, hanya ada satu pihak yang akan mencapai tujuannya (i win and you lose).

Struktur otak manusia, seperti lapisan pada bawang merah dan terus berkembang dimana manusia tua pada zaman dinasaurus dahulu hanya mengandalkan emosi. Dalam negosiasi diibaratkan dilarang menjadi seekor dinasaurus yang hanya mengandalkan emosi.

Seseorang pada saat marah, akan cenderung berbicara dan sedikit mendengarkan. Pada negosisiasi yang dibutuhkan seseorang yang lebih banyaj mendengar. Tahapan yang dilakukan pada negosiasi adalah, mendengarkan apa yang dibutuhkan oleh pihak lain, memahami yang dibutuhkan oleh pihak lain, memahami tujuan kita dalam melakukan diskusi, dan mendiskusikan bagaimana tujuan dari pihak lain dan tujuan dari kita bernegosiasi dapat tercapai.

Apabila, menemui kendala maka dapat diberikan beberapa pilihan agar kedua pihak tercapai tujuannya masing-masing. Inti dalam bernegosiasi adalah mengerti dan memahami bagaimana kebutuhan pihak lain, dan menyesuaikannya dengan kemampuan serta kelebihan yang kita miliki agar masalah dan tujuan dari dilakukannya negosiasi tercapai.

Untuk mengetahui, apa yang dibutuhkan pihak lain harus terbiasa dengan pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya tidak terbatas pada iya atau tidak melainkan sebuah penjelasan. Negosiasi yang diawali oleh sebuah pertanyaan akan jauh lebih baik, sebagai fondasi yang kuat dalam sebuah negosiasi.

Sesuai dengan teori negosiasi dilakukan dalam beberapa fase, yaitu opening atau pembukaan negosiasi menanyakan apa yang diperlukan, yang kedua adalah explanation yaitu penjelasan yang lebih dalam dari apa yang dibutuhkan oleh pihak lain.

Fase ketiga adalah negotiation yaitu menanggapi kebutuhan tersebut dengan kemampuan yang kita miliki, dan fase terakhir adalah memastikan bahwa tujuan dilakukannya negosiasi tercapai dan kedua pihak mendapatkan solusi terbaik.

Sumber : psikologi.ui.ac.id

Related Posts

Leave a Reply