id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Peran Apoteker dalam Pengendalian Penggunaan Antibiotika

Universitas Indonesia > Berita > Peran Apoteker dalam Pengendalian Penggunaan Antibiotika

Orasi Ilmiah Farmasi 2015Selasa (1/9/2015), Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) menggelar orasi ilmiah bertajuk “Resitensi Antibiotik dan Dampaknya terhadap Pelayanan Kesehatan”. Menghadirkan Prof. Dr. Maksum Radji M.Biomed., Apt., acara berlangsung di Gedung D, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) UI. Orasi ilmiah tersebut dilandaskan atas ancaman penggunaan antibiotik yang tidak rasional dan berlebihan yang memberikan dampak pada biaya kesehatan dan masalah kesehatan yang serius.

Pemberian antibiotik yang tidak terkendali dengan baik, telah menyebabkan lahirnya bakteri “Super Bug” yang sangat sulit untuk diatasi. “Bakteri super” yang bersifat multi-resisten terhadap berbagai jenis antibiotik ini telah menjadi ancaman serius dalam bidang kesehatan di seluruh dunia. Hanya dalam waktu sekitar 75 tahun sejak digunakan secara massal, kini dunia dihadapkan pada masa depan yang amat mengkhawatirkan karena kemungkinan tidak ada lagi antibiotik yang efektif untuk mengatasi beberapa tipe bakteri patogen yang multi-resisten.

Ancaman pandemi bakteri yang resisten terhadap antibiotik kini telah nyata dan berskala besar. Kecepatan bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik jauh lebih cepat dibandingkan dengan upaya penemuan dan pengembangan antibiotik baru. Penemuan dan pengembangan antibiotik baru memerlukan biaya yang sangat mahal, sehingga dalam 2—3 tahun terakhir ini tidak ada antibiotik baru yang diciptakan.

Menurut Maksum, peran sentral profesi farmasi sangat penting dalam mengendalikan penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional. Upaya pengendalian penggunaan antibiotika yang dapat dilakukan apoteker adalah dengan menghentikan penjualan antibiotik tanpa resep, memberi informasi yang tepat dan jelas pada pasien pada penyerahan antibiotik, dan memberikan pendidikan pada masyarakat tentang antibiotik yang bijak serta dampaknya pada kesehatan secara umum. Selain itu, koordinasi dan kolaborasi antar profesi kesehatan pada unit pelayanan kesehatan dan rumah sakit juga diperlukan guna meningkatkan kualitas hidup pasien.

Related Posts

Leave a Reply