id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Peran Keluarga dalam Penyembuhan Penyakit TBC

Universitas Indonesia > Berita > Peran Keluarga dalam Penyembuhan Penyakit TBC

TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menular dari udara batuk dan bisa dikeluarkan siapapun dan dimanapun tanpa memandang usia dan jenis kelamin.

Penyakit ini juga dapat menjangkit berbagai organ tubuh, bukan hanya paru-paru. Untuk mengobati penyakit ini, prosesnya berlangsung 6-8 bulan dan dibagi dalam 2 tahap. Pada tahap awal, obat diminum setiap hari selama 2-3 bulan. Lalu, pada tahap lanjutan, obat diminum 3 kali seminggu selama 4-5 bulan.

Dalam proses pengobatan, keluarga memegang peran penting. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Astuti Yuni Nursasi, S.Kp., MN dalam presentasi berjudul “A to Z, Cegah TBC dari Rumah Kita” yang disampaikan pada Selasa, 26 Maret 2019 di Ruang Edukasi Kesehatan, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).

Acara ini merupakan bagian dari kegiatan “Bicara Sehat: Saatnya Saya Peduli untuk Keluarga Bebas TB” yang diadakan RSUI dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis sedunia 2019 yang jatuh pada 24 Maret 2019.

Pada pemaparannya, Dr. Yuni mengungkapkan bahwa keluarga dari penderita TBC harus mengenal penyakit tersebut,mengetahui pengobatannya, serta bagaimana pencegahan penularannya. Keluarga kemudian mendorong pasien untuk melakukan pengobatan dan perawatan TBC yang tepat dan sampai tuntas. “Kalau tidak sampai tuntas, nanti kuman atau bakterinya kebal terhadap obat,” jelasnya.

Lebih jauh, pihak keluarga pun berperan dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang terkena penyakit TBC. Selain itu, keluarga juga harus mempertahankan suasana rumah yang sehat untuk mengoptimalkan pengobatan dan mencegah penularan TBC.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberi suasana rumah yang sehat adalah dengan membiarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah. “Bakteri TB itu bisa mati jika terkena sinar matahari,” ungkap Dr. Yuni yang juga menjadi dosen di Fakultas Ilmu Keperawatan UI (FIK UI) itu.

Terakhir, pihak keluarga harus memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada untuk pengobatan dan perawatan pasien TBC, salah satunya di Puskesmas. “Kalau tidak ke Puskesmas, bisa jadi biayanya lebih mahal,” imbuhnya.

 

 

Related Posts

Leave a Reply