id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Strategi Lawan Dampak Negatif Resistensi Antimikroba

Universitas Indonesia > Berita > Strategi Lawan Dampak Negatif Resistensi Antimikroba

Resistensi Antimikroba (Antimicrobial Resistance) merupakan sebuah fenomena biologis alami yang tidak dapat dihentikan. Menurut Chief of Party at U.S. Pharmacopeia, Christopher Raymond, ada dua tipe resistensi antibiotik yaitu constitutional resistance dan acquired resistance.

Hal tersebut ia sampaikan dalam kuliah perdana Fakultas Farmasi UI pada Senin (5/2/2018) di Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan, Kampus UI Depok.

Resistensi ini memiliki banyak dampak negatif, antara lain durasi penyakit dan pengobatan yang mamakan waktu lebih lama, tingkat kematian dan morbiditas tinggi ekonomi yang besar, pengobatan dengan obat mahal, operasi yang kompleks, transplantasi dan intervensi lainnya, dan masih banyak lagi.

Antimicrobial Resistance (AMR) ini merupakan masalah yang terus berkembang dan merugikan hingga milyaran USD. AMR juga merenggut puluhan ribu korban jiwa. Solusi yang memungkinkan untuk AMR adalah “mencegah, mendeteksi, dan menanggapi.”

Nani Sukasediati juga mempresentasikan aksi yang saat ini dilakukan Indonesia untuk melawan AMR. Rencana aksi nasional untuk melawan AMR memiliki 5 strategi objektif, yaitu meningkatkan pengetahuan dan pengertian, melakukan pengawasan terhadap AMR, memelihara kebersihan, pencegahan infeksi dan melakukan kontrol untuk mengurangi infeksi, mengoptimalkan pedoman penggunaan antibiotik, dan membangun investasi di obat-obatan baru, alat-alat diagnosa dan vaksin.

Peran yang bisa Anda lakukan untuk ikut serta mencegah AMR yaitu dengan menciptakan kreativitas untuk membantu komunitas mendapatkan antimikrobial dengan kualitas baik. Mulai mereview pembelajaran tentang eksplorasi antibiotik serta menginisiasi kolaborasi juga bisa dilakukan untuk mencegah AMR.

Sumber : farmasi.ui.ac.id

Leave a Reply