iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Terinspirasi Wayang, Tim Pengabdi UI Ciptakan Permainan Kartu “Rama Shinta” Guna Mencegah Penularan HIV Pada Remaja

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ilmu Keperawatan > Terinspirasi Wayang, Tim Pengabdi UI Ciptakan Permainan Kartu “Rama Shinta” Guna Mencegah Penularan HIV Pada Remaja

Depok, 5 Oktober 2023. Jumlah kasus HIV/AIDS semakin meningkat di Indonesia, termasuk pada kelompok remaja. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan pada 2022, 9.5 persen kasus HIV terjadi pada remaja berusia 15–19 tahun, sementara 17.7 persen terjadi pada remaja berusia 20–24 tahun. Adanya rasa keingintahuan yang tinggi pada remaja menjadi salah satu faktor utama terjadinya perilaku seks bebas yang dapat berdampak pada infeksi HIV/AIDS. Sebagai upaya mencegah penularan HIV/AIDS ke remaja, pemberian edukasi dini pada remaja menjadi vital.

Dalam upaya promosi dan pendidikan kesehatan reproduksi, Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI) menciptakan inovasi permainan Kartu Atraktif yang terinspirasi dari tokoh wayang, bernama “RAMA SHINTA”. Kartu atraktif ini dapat dijadikan materi pengajaran oleh guru untuk mengedukasi pencegahan penularan HIV pada remaja di sekolah.

Tim pengabdi diketuai oleh Sri Yona S.Kp., M.N., PhD. dengan anggota tim yang terdiri atas dosen dan mahasiswa FIK UI, yaitu Prof. Dra. Elly Nurachmah; M.App.Sc. DNSc; Prof. Dr. Yati Afiyanti, S.Kp., M.N; Rita Ismail, PhD; Ananda Putri Widianingsih, Arzeti Ayu Cendekia, Azriel Bima Putra Anugrah, Clara Caroline, Rochmad Nur Ihsan, dan Tika Febriyana.

“Sebagai seorang educator, tentunya kita perlu terobosan metode edukasi kesehatan bagi remaja yang inovatif dan sesuai dengan gaya belajar pada masa pertumbuhan remaja. Kegiatan ini diharapkan mampu membantu meningkatkan pengetahuan terkait pencegahan HIV dan kesehatan reproduksi remaja,” kata Sri Yona.

Menjadi inspirasi dalam inovasi kartu atraktif tersebut, tokoh pewayangan Rama dan Shinta diharapkan dapat menjadi contoh bagi para remaja untuk menghindari pergaulan negatif seperti seks bebas hingga narkoba. Rama dikenal sebagai seorang pangeran yang menjunjung tinggi kebenaran dan bijak dalam setiap perbuatan yang dilakukannya, sementara sosok Shinta adalah seorang putri cantik yang sabar. Sebagai sepasang kekasih, Rama dan Shinta saling menjaga diri satu sama lain dalam bertindak, selektif dalam mencari kawan atau lawan, berpendidikan, serta bijak dalam menjalin hubungan.

Tak hanya bernilai edukatif, permainan menyenangkan ini juga mengasah keterampilan berpikir strategis dan kompetitif. Cara memainkan kartu ini adalah setiap peserta akan memilih satu kartu yang berisi pertanyaan. Terdapat kartu yang bernilai +1 sampai +5, kartu tantangan bernilai +10, kartu bonus dan kartu zonk. Setiap individu atau kelompok diperkenankan berpikir selama 5 detik untuk menjawab pertanyaan pada kartu. Jika tidak menjawab atau jawaban salah, kartu tersebut dapat diberikan ke kelompok atau individu lain secara rebutan.

Sosialisasi inovasi kartu “RAMA SHINTA” dilaksanakan di Lapangan SMAN 1 Depok pada (31/08) yang diikuti oleh 600 siswa dan 15 guru. Kegiatan ini diawali dengan pemberian materi terkait penularan dan pencegahan HIV/AIDS pada remaja oleh Sri Yona S.Kp., M.N., PhD. Selanjutnya, para peserta mendapatkan pemaparan mengenai upaya mencapai perilaku remaja yang sehat oleh Prof. Dra. Elly Nurachmah.

Sementara itu, uji coba permainan Kartu Atraktif “RAMA SHINTA” kemudian diikuti 50 siswa serta beberapa guru SMAN 1 Depok pada (07/09). Selama permainan, siswa tampak antusias dan semangat dalam memperebutkan poin-poin yang ada pada kartu. Untuk memastikan keberlanjutan inovasi ini, tim pengabdi juga membagikan satu set kartu atraktif “RAMA SHINTA” dan e-leaflet untuk dimanfaatkan sekolah, khususnya guru BK, dalam mengedukasi siswa terkait pencegahan perilaku seks bebas dan penularan HIV/AIDS.

Salah satu siswa SMAN 1 Depok, Raja Mulyo, mengatakan, “Sangat seru, permainannya sangat menantang. Kita juga jadi belajar dan mengingat kembali materi yang telah disampaikan minggu kemarin. Menurut saya, kartu ini sangat penting untuk mengedukasi dengan cara yang lebih seru kepada siswa-siswa remaja. Saran saya, durasi permainan bisa lebih lama dengan soal yang lebih bervariasi karena sangat seru dan kreatif.”

###

Penulis : Humas FIK UI
Editor  : Dyra Daniera

 

 

 

Related Posts