iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Sambut Studi Banding Universitas Sebelas Maret Bahas Penelitian, dan Pendidikan

Universitas Indonesia > Berita > UI Sambut Studi Banding Universitas Sebelas Maret Bahas Penelitian, dan Pendidikan

Penulis: Alfin Heriagus

Selasa (05/07/2022) Universitas Indonesia (UI) kedatangan Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam rangka studi banding membahas pendidikan, penelitian, pengabdian, dan pelayanan masyarakat kerja sama baik industri maupun akademik. Studi banding yang digelar di Rektorat UI bertujuan untuk menjalin silaturahmi, dan kolaborasi antara Senat Akademik UI, dan Senat Akademik UNS dalam menciptakan riset untuk meningkatkan reputasi universitas.

Prof. Dr. Adi Sulistiyono, S.H., M.H., sebagai Ketua Senat Akademik UNS beserta 32 jajarannya bertemu langsung dengan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan; Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, Ketua Senat Akademik UI; Prof. Nachrowi Djalal Nachrowi, MSc., MPHil., Ph.D., dan jajarannya. Pembahasan studi banding yang berlangsung selama dua jam ini dimoderatori oleh Sekretaris Senat Akademik UI; Prof. Yudho Giri Sucahyo, Ph.D, CISA, CISM.

Kegiatan studi banding ini disambut hangat oleh Prof. Abdul Haris, ia mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan suatu hal penting dalam mengelola perguruan tinggi yang komprehensif. Dalam sambutannya, Prof. Abdul Haris menuturkan bila perguruan tinggi dituntut untuk adaptif guna mengembangkan kurikulum belajar yang telah dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tak hanya berfokus pada pengembangan akademik, mantan Dekan Fakultas Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam periode 2014-2019 juga menekankan bila riset, dan penelitian juga dapat membantu reputasi pemeringkatan menurut berbagai lembaga survey.

Prof. Nachrowi dalam penjelasannya menyinggung Statuta UI pada pasal 44 ayat 1 mengenai tugas, dan kewajiban Majelis Senat Akademik (MSA) yang memiliki peran vital dalam mengawasi kinerja rektor di bidang akademik. Selama dirinya  berkiprah di MSA UI, Prof. Nachrowi menilai kinerja rektor UI; Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D. sangat impresif dalam meningkatkan reputasi akademik. Hal ini dibuktikan dengan naiknya peringkat UI menurut QS World University Ranking di posisi 248 global, menjadi terbaik di nasional menurut THE World University Ranking, Webometric, QS Asia World Ranking, dan THE Impact Rankings di tahun 2022.

“Tentunya hasil tersebut berkat usaha kerja keras seluruh sivitas UI, khususnya para dosen yang melakukan berbagai riset, dan penelitian yang diterbitkan dalam publikasi jurnal scorpus sehingga menurut mayoritas lembaga survey, UI menjadi terbaik di Indonesia,” kata Prof. Nachrawi. Banyaknya dosen yang melakukan riset tak lepas dari dukungan UI dalam memberikan reward kepada para dosen sebagai bentuk apresiasi atas sinergi dan upaya yang telah dilakukan.

Dalam studi banding tersebut, Prof. Abdul Haris menilai saat ini UI tengah memperkuat tiga rumpun dalam hal akademik, yaitu kesehatan, saintek, dan sosial humaniora. Di UI, terdapat mata kuliah yang bersifat lintas jurusan, seperti Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi (MPKT) yang tersebar di seluruh fakultas. Tujuan kehadiran mata kuliah ini untuk membentuk pengembangan karakter baik secara akademik maupun non akademik. Tak hanya itu, Prof. Abdul Haris menyinggung betapa pentingnya membangun interaksi dengan para alumni untuk membantu, dan menyukseskan kepada mahasiswa baik secara akademik maupun non akademik.

Berbicara mengenai riset, Prof. Nachrawi menyampaikan bila UI senantiasa mendorong pengembangan riset baik secara kuantitas maupun kualitas sebagai bentuk tanggapan dalam menghadapi tantangan perkembangan dunia. UI juga memfasilitasi kegiatan penelitian, sebagai bentuk kebebasan berpikir, kebebasan akademik, dan tanggung jawab sivitas akademik. Berdasarkan Peraturan Senat Akademik UI No. 001 tahun 2017 pasal 2, pembudayaan riset perlu dilakukan untuk mendorong percepatan proses UI menjadi pusat ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan yang unggul, dan berdaya saing.

Menurut Prof. Yudho terdapat tiga hal penting yang perlu dilakukan universitas dalam merombak pemeringkatan, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Dosen sekaligus peneliti Fasilkom UI ini mengatakan, di Fasilkom UI terdapat dosen yang berkualitas cara mengajarnya namun dalam hal penelitian masih kurang. “Namun, ada juga dosen yang berkualitas baik secara mengajar juga penelitian, hal inilah yang kami harapkan untuk UI,” katanya.

Mengacu pada Peraturan Senat UI tentang norma pembudayaan penelitian terdapat 4 kategori penelitian yang dilakukan UI, yaitu dasar, terapan, translational, dan pengembangan ilmu. Penelitian dasar merupakan penelitian ilmu dasar yang sangat berkaitan dengan pengembangan teori dan menjadi dasar kemajuan ilmu pengetahuan. Penelitian terapan merupakan penerapan ilmu dasar agar dapat menghasilkan prototipe produk dan model pemecahan masalah yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Sedangkan penelitian translational, adalah penelitian yang menjembatani antara dasar dengan terapan. Terakhir penelitian pengembangan ilmu, yaitu pengembangan lanjutan dari penelitian terapan atas permintaan atau kebutuhan masyarakat sesuai kebutuhan pasar.

Mewakili UNS, Prof. Dr. Adi Sulistiyono menyampaikan beberapa poin penting dalam studi banding dengan UI, terutama kurikulum pembelajaran. Jumlah prodi terakditasi A dari UI menurut Prof. Adi menjadi sebuah gambaran institusi yang sukses dalam mengembangkan kurikulum pembelajaran yang diterapkan pemerintah. Pertemuan ini menjadi sebuah motivasi bagi UNS untuk terus mengembangkan riset, penelitian, pendidikan, dan pengembangan demi merombak peringkat UNS yang saat ini berhasil masuk posisi 1.000 menurut QS World University Ranking.

Pada 23 Juli 2022 mendatang, UI akan berkunjung ke Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dalam rangka studi banding. Prof. Yudho menilai kegiatan studi banding universitas sangat penting guna mempererat tali silaturahmi, juga mengikat sinergi dalam berkolaborasi sesama perguruan tinggi. Hal tersebut selaras dengan tanggapan Sekretaris Senat Akademik UNS; Prof.Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc (hons)., Ph.D., bahwa berkat studi banding dengan berbagai perguruan tinggi, UNS semakin komitmen dalam menggencarkan riset, dan pengabdian. Terbukti, sebanyak 20% anggaran UNS digunakan untuk riset, dan 10% untuk inovasi & pengabdian.

Related Posts