Fisioterapis dari Fascial Manipulation Institute by Stecco, Italia, Julie Ann Day, P.T., hadir sebagai dosen tamu untuk mengisi inbound lecture yang diselenggarakan oleh Program Studi Fisioterapi, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) bertema “Introduction of Myofascial Manipulation”. Pada Selasa (29/8) di Ruang Intraco Vokasi UI, Julie memaparkan salah satu metode baru terapi Nyeri Punggung Bawah, yaitu fascial manipulation.
Nyeri Punggung Bawah (NPB) atau Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu gangguan nyeri yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia. Kementerian Kesehatan RI mencatat, setidaknya 60-80 persen penduduk di dunia pernah mengalami sedikitnya satu kali nyeri pungung bawah selama hidupnya. Tata laksana NPB cukup beragam, mulai dari obat-obatan hingga fisioterapi, tergantung dari derajat nyeri yang dialami.
Rasa nyeri pada punggung bagian bawah dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu, dan dapat dipicu oleh cedera seperti terjatuh atau terbentur, gerakan tubuh berlebihan, atau mengangkat beban berat. Selain itu, beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan nyeri punggung bawah termasuk kekakuan otot akibat kurangnya gerakan, kerusakan pada celah sendi tulang belakang karena penuaan, dan gangguan pada saraf tulang belakang.
“Metode fascial manipulation dapat menjadi sebuah metode yang dapat diterapkan oleh fisioterapis dalam melakukan intervensi terhadap beberapa keluhan yang dialami pasien,” ungkap Jullie yang telah mendalami dan menggeluti metode fascial manipulation sejak tahun 1998.
Secara umum, fascial manipulation tak hanya dapat dimanfaatkan untuk kondisi muskuloskeletal seperti nyeri punggung bawah dan keseleo, tetapi juga dapat diterapkan pada masalah organ dalam seperti gastritis (peradangan pada dinding lambung) dan dismenore (kram saat haid).
Dalam pemaparannya, Julie Ann Day, P. T., menyampaikan bahwa fascial manipulation merupakan metode manual berdasarkan model biomekanik inovatif untuk sistem fasia (selaput jaringan putih yang membungkus otot) manusia yang dikembangkan oleh Luigi Stecco. Pada fascial manipulation, tubuh manusia dibagi menjadi empat belas segmen, dengan masing-masing segmennya digerakkan oleh enam myofascial unit.
Di hadapan hampir seratus peserta inbound lecture yang terdiri dari mahasiswa dan dosen, Jullie mengatakan, “Myofascial unit adalah unit motorik yang mengaktifkan serat otot guna menggerakkan segmen tubuh ke arah tertentu. Segmen yang memiliki peran pada fascial manipulation terdiri dari tiga bagian, yaitu sagittal plane (bidang yang membagi seluruh tubuh atau bagian tubuh ke dalam segmen dekstra (kanan) dan sinistra (kiri)); frontal plane (bidang yang membagi seluruh tubuh atau bagian tubuh ke dalam segmen anterior (depan) dan posterior (belakang); dan horizontal plane (bidang melintang melalui tubuh atau bagian tubuh dan tegak lurus dengan bidang sagittal dan coronal).”
Sebelum melakukan treatment, fisioterapis perlu mengecek pasien atau klien dengan bagan pemeriksaan yang menguji gerakan pasien dan struktur fasia pasien. Hal tersebut akan membantu fisioterapis untuk menganalisis kondisi pasien, khususnya terhadap sistem fasia mereka.
Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, mengatakan bahwa Vokasi UI terus berupaya mengundang praktisi dalam dan luar negeri untuk memberikan pengalaman mereka saat terjun di industri serta wawasan baru yang dapat diimplementasikan di Indonesia. “Sebagai pendidikan tinggi yang kental dengan kemampuan praktik, kami memberikan pendidikan terbaik dari berbagai pakar di bidang masing-masing untuk mengajar mahasiswa. Saya berharap agar para mahasiswa dapat belajar banyak hal dari inbound lecture tersebut, khususnya mahasiswa angkatan 2023 yang baru saja menduduki bangku perkuliahan di Vokasi UI,” kata Padang.
