iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Waspada Omicron: Pentingnya Vaksinasi Covid-19 pada Anak

Universitas Indonesia > Uncategorized > Waspada Omicron: Pentingnya Vaksinasi Covid-19 pada Anak

Sebagai rumah sakit perguruan tinggi negeri di Indonesia, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) memiliki fasilitas dan pelayanan terbaik demi kepuasan pasien dan pengunjung. RSUI ditunjuk sebagai pusat rujukan pasien Covid-19 dan menjadi bagian dari pusat vaksinasi nasional. Munculnya varian baru Covid-19, seperti Delta dan Omicron, membuat RSUI merasa perlu memberikan edukasi bahwa vaksinasi tidak hanya penting bagi orang dewasa, tetapi juga ana-anak.

 

Melalui siaran langsung di akun Instagram @RS.UI, RSUI mengadakan seminar dengan tema “Waspada Omicron: Pentingnya Vaksinasi Covid-19 pada Anak”. Salah satu dokter spesialis anak RSUI, dr. Nina Dwi Putri, Sp.A.(K.), menyampaikan bahwa berdasarkan acuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), anak usia 6–11 tahun dapat divaksinasi. Ini dilakukan untuk mencegah peradangan pascasembuh dari Covid-19.

 

“Kasihan anak kita, sudah lama sekolah online. Jika tidak divaksin, ia akan sulit bepergian karena daya tubuh anak belum sebaik orang yang telah divaksin,” tuturnya. Lebih lanjut, dr. Nina mengatakan anak-anak juga dapat menularkan Covid-19.

 

Menurut dr. Nina, orang tua tidak perlu khawatir apabila anak mendapatkan imunisasi rutin dan imunisasi Covid-19. Keduanya dapat dilakukan dalam rentang waktu dua minggu. Terkait mana yang diprioritaskan, orang tua berhak memilihnya. “Yang terpenting, jaraknya lebih dari dua minggu ya, Bapak dan Ibu,” jelasnya.

 

Di Indonesia, vaksin Covid-19 untuk anak usia 6–11 tahun adalah Sinovac atau Coronavac. Dalam pemberian vaksin, kondisi kesehatan individu harus diperhatikan. Apabila memiliki penyakit tertentu dan tidak direkomendasikan oleh dokter, anak boleh tidak divaksinasi. Anak yang mengalami gejala demam, batuk, pilek, infeksi saluran pernapasan, atau sedang terinfeksi Covid-19 dapat menunda vaksinasi. Jika sakit ringan, dapat ditunda selama satu bulan. Jika sakit berat, seperti kanker, dapat ditunda selama tiga bulan. Namun, jika menderita penyakit kronis, tetapi dapat terkontrol, anak diperbolehkan mendapat vaksinasi.

 

Sebelum vaksinasi, orang tua perlu memberi tahu anak tentang manfaat vaksin bagi kesehatan. Selain itu, asupan nutrisi anak sebelum vaksinasi juga perlu diperhatikan. Saat vaksinasi, orang tua juga diharapkan mendampingi anak agar tidak panik. Pascapemberian vaksin, jika anak mengalami kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI), seperti sakit di area lengan yang disuntik, pegal-pegal, mengantuk, batuk, pilek, dan demam, orang tua tidak perlu panik. Namun, jika KIPI tersebut tidak hilang setelah lebih dari tujuh hari, sebaiknya dilakukan pengecekan ke fasilitas pelayanan untuk penanganan lebih lanjut.

 

Pada sesi akhir talk show, dr. Nina mengajak para orang tua untuk ikut memutus mata rantai penularan Covid-19 melalui vaksinasi pada anak. Diharapkan vaksinasi dapat dilakukan secara merata, baik pada anak, remaja, dewasa, maupun lansia. “Semoga kita semua tetap sehat dan terhindar dari paparan virus Covid-19 jenis apa pun, termasuk Omicron,” tutupnya.

Related Posts