iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Workshop Public Speaking dan Professional Grooming: Visualisasi Diri Dapat Menciptakan Komunikasi yang Efektif

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Workshop Public Speaking dan Professional Grooming: Visualisasi Diri Dapat Menciptakan Komunikasi yang Efektif

Biro Hubungan Masyarakat (Humas) dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan workshop Public Speaking edisi 2 dan Profesional Grooming kepada pelaku Humas di lingkungan UI. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan personal branding melalui cara berkomunikasi dan berpenampilan secara profesional. Kegiatan workshop ini diikuti oleh Tim Biro Humas dan KIP UI, para pelaksana Humas di tingkat Fakultas/ Sekolah dan Program Pendidikan Vokasi UI yang berlangsung di Ruang Rapat A, Gedung Pusat Administrasi Universitas (PAU) UI pada Kamis (12/10).

Workshop ini diikuti sekitar 50 orang dan diisi pemaparan dari narasumber yaitu jurnalis senior dan Pemimpin Redaksi Sindonews MNC Group, Aiman Adi Witjaksono, S.T., M.Si., pada sesi Public Speaking dan pembawa berita (news anchor) MetroTV, Fifi Aleyda Yahya, pada sesi Professional Grooming.

Dalam sesi Public Speaking, Aiman menyampaikan bahwa sebagai seorang pembicara harus memiliki public speaking yang baik untuk menyampaikan pesan yang efektif. “Menyampaikan pesan bukan hanya sekedar proses transmisi informasi dari satu pihak ke pihak lain, tetapi pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi, memotivasi hingga mengubah perilaku audiens. Dengan demikian, komunikasi yang dijalankan berhasil tersampaikan kepada penerima pesan,” kata Aiman.

Komunikasi memiliki peran dalam pengembangan kesadaran diri, salah satunya perasaan buruk atau feeling bad. Ini merupakan bagian alami dari pengalaman manusia yang memiliki peran penting dalam komunikasi serta pemahaman diri. “Feeling bad adalah suatu hal krusial dan penting yang harus dijaga, dikendalikan agar tidak berlebihan. Pentingnya kesadaran emosional terhadap sesuatu dapat memberikan petunjuk untuk merespons di berbagai situasi,” ujar Aiman. Tujuannya adalah agar dapat membantu seseorang memahami diri terhadap lingkungan sekitar.

“Jika memiliki feeling bad, ada perlawanan dalam diri, sehingga apa yang ingin dikeluarkan dan disampaikan, menjadi sesuatu yang memiliki nilai manfaat yang tinggi. Minimal ada tujuan, punya tekanan, marwah, power dan persiapan untuk menyampaikan hal tersebut. Dengan adanya perasaan tidak enak itu menjadi sebuah mekanisme dalam diri yang harus dikendalikan dan jangan dihilangkan,” ujar Aiman.

Pada sesi kedua, Fifi Aleyda Yahya memaparkan tiga aspek penting dalam Professional Grooming yang sangat relevan dengan dunia profesional saat ini. Ketiga poin tersebut berupa penampilan, membawakan diri dan bertutur kata yang baik. “Sebagai seorang profesional kita harus pandai menyesuaikan diri terhadap sekitar. Jika ingin datang ke sebuah instansi harus melakukan riset audiens terlebih dahulu, sehingga apa yang ingin kita sampaikan, kita kenakan dapat menyesuaikan diri sebelumnya,” kata Fifi.

Penampilan merupakan aspek penting dalam diri seseorang yang pertama kali memberikan kesan kepada orang lain. Sebagai seorang profesional, memakai pakaian yang sesuai dengan situasi dan lingkungan kerja adalah penting. Hal ini mencerminkan komitmen seseorang terhadap pekerjaannya. Penampilan juga didasarkan pada kebersihan diri melalui perawatan rambut, kuku, riasan wajah dan pemilihan sepatu agar menambah kesan profesional.

Lebih lanjut Fifi menambahkan tidak hanya dari penampilan, pentingnya membawakan diri yang berkaitan dengan sikap, postur, gerakan tubuh dan kontak mata. Sikap atau etika dalam memberikan salam, menunggu giliran berbicara, menghormati orang lain dan sopan santun. Lalu, berdiri dengan postur yang tegak dan benar, berjalan dengan percaya diri mencerminkan kepercayaan diri dan profesionalisme. “Selain itu, kontak mata yang baik dapat memberikan senyuman yang tulus dan mendengarkan dengan penuh perhatian,” ujar Fifi yang pernah menyandang None Jakarta tahun 1995.

Dalam pemaparannya, Fifi juga menyampaikan bahwa verbal harus diterapkan seperti bertutur kata yang baik karena menjadi kunci dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Tutur kata yang dapat dilakukan seperti memilih kata kata yang tepat, berbicara yang jelas, memastikan pesan disampaikan dengan baik, menghindari bahasa yang kasar serta penggunaan tata bahasa yang benar. Menerapkan ketiga poin penting dapat meningkatkan citra profesional seseorang, memastikan bahwa seseorang memberikan kesan yang positif kepada rekan kerja, pimpinan dan klien.

Kesimpulan pada Workshop Public Speaking dan Professional Grooming yang dipaparkan oleh kedua narasumber sangat berkaitan pada konteks profesional. Komunikasi tidak hanya terbatas apa yang dikatakan tetapi cara menyampaikannya, termasuk penampilan dan sikap sebagai seorang profesional. Dalam dunia profesional, kesan yang pertama kali didasarkan terletak pada penampilan visual. Oleh karena itu, penampilan dan cara seseorang membawakan diri akan memiliki dampak langsung terhadap efektivitas komunikasinya.

Related Posts