id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Bertahan di Masa Pandemi dengan Kebahagiaan Suasana Hati

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Bertahan di Masa Pandemi dengan Kebahagiaan Suasana Hati

Penulis: Miracle Banda

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (F.Psi UI) pada Sabtu (17/7) menyelenggarakan seminar daring dengan tema yang mengangkat tentang keadaan mental dari para pelaku dunia pendidikan seperti guru, dosen dan mahasiswa di masa pandemi. Seminar daring ini menghadirkan narasumber utama Dra. Diena Haryana, M.A selaku Pendiri Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA) bersama dengan Dr. Imelda Ika Dian Oriza, M.Psi, Psikolog hadir sebagai penanggap materi.

Dra. Diena memaparkan bahwa pandemi ini memang menimbulkan banyak tekanan bagi dunia pendidikan secara umum, dan juga kepada individu secara khusus, namun menurutnya, hidup harus tetap berjalan meskipun di bawah tekanan. “Boleh ada pandemi, tapi hidup harus tetap asyik,” ujarnya. Beberapa kiat yang ia bagikan diantaranya adalah melakukan kegiatan berkumpul bersama dengan teman-teman secara daring, membuat kegiatan sosial seperti membagikan makanan untuk membantu orang lain, dan masih banyak hal lain yang dapat membantu diri kita untuk meningkatkan suasana hati secara keseluruhan.

Kiat-kiat tersebut dapat dilakukan dalam menghadapi tekanan di tengah pandemi ini yang tercipta karena segala sesuatu dilaksanakan secara daring. Kondisi ini menyebabkan terciptanya isolasi sosial, tekanan mental, dan ketakutan yang terjadi karena ancaman virus Covid-19. “Pada kondisi ini, semua orang akan tiba pada suatu situasi dimana kita dapat merasakan marah, takut, kecewa dan selalu bertanya-tanya mengapa kita bisa mengalami hal ini, yang kemudian hal ini akan berpengaruh dalam diri kita masing-masing,” ujarnya menjelaskan.

Ia mencontohkan bagaimana mahasiswa di tengah pandemi ini masih sering mengalami kegalauan, kecewa dan khawatir dikarenakan keadaan sekitar seperti memikirkan tugas, tidak bisa keluar dan hanya bisa dalam ruangan mengerjakan tugas dengan laptop. Hal ini kemudian yang menimbulkan stress. Tidak hanya mahasiswa, menurutnya, guru dan dosen juga sering mengalami kekhawatiran terkait tugas dan tanggung jawab mereka sebagai dosen di kampus, tanggung jawab diluar kampus, serta tanggung jawab mereka dalam keluarga.

Di akhir pemaparan, Dra, Diena menuturkan bahwa dunia pendidikan memang berubah, namun harusnya perubahan ini jangan dianggap membawa sesuatu yang negatif. Manusialah yang harus beradaptasi dengan perubahan situasi dan kondisi disekelilingnya untuk dapat bertahan. Inilah arti sebenarnya dari resiliensi, yaitu daya tahan terhadap tekanan dengan melakukan hal-hal yang positif .  “Harapan yang baik akan masa depan akan membawa resiliensi yang baik juga terhadap segala tekanan dalam hidup,” ujarnya mengakhiri sesi pemaparannya

Related Posts