id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Dies Natalis ke-4 SKSG UI: Indonesia di Tengah Konteks Geopolitik Global

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Dies Natalis ke-4 SKSG UI: Indonesia di Tengah Konteks Geopolitik Global

Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, menggelar pidato ilmiah dalam memperingati dies natalisnya yang ke 4. Pidato ini diselenggarakan di Gedung IASTH Lantai 5, Auditorium Pendidikan Jarak Jauh, Kampus UI Salemba, pada Jumat (14/8/2020).

Pidato ilmiah ini mengundang Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. (Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Republik Indonesia) sebagai narasumber. Dalam pemaparannya yang berjudul “Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global”, Luhut memaparkan tentang posisi Indonesia dalam perubahan lanskap geopolitik dunia.

“Pengetahuan geopolitik ini penting agar kita bisa melihat secara global posisi kita, jadi pandangan kita tidak introvert, hanya melihat kedalam, dan segmented. Kita harus melakukan korelasi antara posisi kita dengan apa yang terjadi di dunia, dan kita harus bisa berselancar disitu,” kata Luhut dalam pidatonya.

 

Ia menjelaskan posisi Cina yang kini telah menjadi pemain besar ekonomi dunia dan perang dagang yang terjadi antara Cina dan Amerika. Menurutnya, posisi Cina tersebut membuat Indonesia mau tidak mau harus bisa menjalin perdagangan dengan negara tersebut.

Dalam hal penanggulangan pandemi, Luhut mengatakan bahwa pemerintah sudah menyiapkan stimulus yang terbagi kedalam beberapa sektor, yaitu; kesehatan (87,55 T), perlindungan sosial (203,9 T), insentif usaha (120,61 T), UMKM (13,46 T), pembiayaan korporasi (53,57 T), dan sektoral dan pemda (106, 11 T).

Menurutnya, program penanggulangan pandemi pemerintah ini sudah banyak dipuji oleh berbagai lembaga ekonomi di dunia, seperti Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF), namun yang perlu diawasi adalah implementasinya.

“Bahasa militernya adalah bertahap, bertingkat, dan berlanjut, serta terintegrasi. Dengan adanya webinar pada masa sekarang ini merubah Indonesia. Pengambilan keputusan menjadi lebih cepat, kami tidak perlu lagi jalan untuk bertemu. Saya dalam sehari bisa sampai 7 webinar, dan semua adalah proses pengambilan keputusan. Integrasi keputusan antar sektor menjadi lebih mudah dilakukan,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan beberapa strategi pendorong investasi yang dilakukan oleh pemerintah, diantaranya adalah pembentukan Omnimbus Law dalam bidang perpajakan dan cipta kerja. Dengan adanya Omnimbus Law, maka diharapkan akan terjadi percepatan dalam hal kemudahan admnistrasi pemerintahan, dan perizinan investasi.

Lingkungan juga menjadi salah satu fokus dari pemerintahan, dengan adanya potensi Indonesia sebagai ekonomi hijau terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki 75-80% kredit karbon dunia yang berasal hutan, mangrove, gambut, dan terumbu karang, sehingga bila mampu mengolahnya dengan benar, ini bisa menjadi sumber ekonomi bagi negara.

Kedepannya, pengolahan sampah plastik akan dilakukan sampai ke tingkat lokal, selain itu potensi mega energi hijau, baik dari laut, udara, maupun matahari masih sangat terbuka lebar. Semuanya ini dapat dilakukan kalau riset dan penelitian terus dilakukan oleh para akademisi dengan mempertimbangkan aspek geopolitik global dan kondisi dalam negeri.

Kegiatan pidato ilmiah ini diakhiri dengan sesi foto bersama oleh para peserta yang hadir. Peserta yang hadir diantaranya adalah Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D. (Rektor UI), Dr. Auderey G. Tangkudung M.S (Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia Sekolah Pascasarjana), dan Athor Subroto, S.E., M.M., M.Sc., Ph.D. (Direktur SKSG UI).

 

Related Posts