id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Mahasiswa UI Peraih Emas PON Papua Bagi Kisah Inspiratif untuk Meraih Prestasi

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Mahasiswa UI Peraih Emas PON Papua Bagi Kisah Inspiratif untuk Meraih Prestasi

Penulis: Satrio Alif

Pada hari Kamis (28/10), Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan diskusi publik untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Dalam seminar ini, banyak tokoh muda menginspirasi yang diundang sebagai pembicara, salah satunya adalah Barijani Mahesa Putra yang merupakan atlet Pekan Olahraga Nasional XX yang berhasil meraih emas pada cabang olahraga sepatu roda.

Mahesa yang juga merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Program Pendidikan Vokasi UI mengatakan bahwa inspirasinya untuk terjun menjadi atlet sepatu roda adalah orang tuanya yang dulunya berprofesi sebagai atlet sepatu roda juga. Ia berkisah sewaktu kecil dirinya sering diberikan video latihan kedua orang tuanya. Keberadaan video tersebut memantik dirinya untuk mencoba bermain sepatu roda.

Menurutnya, sepatu roda telah membawa eksistensi, nilai diri, serta kepercayaan dirinya, karena ia mampu menghasilkan prestasi melalui olahraga tersebut. Momentum membanggakan yang paling ia ingat adalah saat ia memenangkan  medali emas New York State Marathon di tahun 2018 dengan rincian 5 medali emas, perak, dan perunggu dari 5 buah mata lomba. Ia mengatakan bahwa dalam meraih prestasinya tersebut, peranan kedua orang tuanya sangatlah signifikan. Dukungan orang tua menjadi kunci penyemangat Mahesa dalam menghadapi kegiatannya yang sangat padat, baik sebagai atlet maupun mahasiswa.

Rutinitas yang padat tidak hanya Mahesa alami selama menjadi mahasiswa saja. Mahesa telah menghadapi rutinitas yang padat sejak ia memulai karir sebagai seorang atlet di masa kanak-kanak. Seiring berjalannya waktu, Mahesa terbiasa memanajemen waktu dan pikirannya di tengah kepadatan jadwal berbekal dari pola kedisiplinan yang ia dapatkan selama berlatih menjadi atlet.

“Saya sejak dulu sudah terbiasa dengan jadwal padat sebagai atlet. Disitu, saya belajar tentang kedisiplinan dan masalah prioritas. Ketika suatu waktu terdapat jadwal kelas dan jadwal latihan yang berbenturan, maka saya melihat mana jadwal yang perlu saya prioritaskan. Jika kala itu lebih penting untuk mengikuti kelas, maka saya akan mengejar ketertinggalan latihan saya selepas kelas berakhir dan begitu pula sebaliknya,” ujar Mahesa.

Rutinitas padat yang dijalani Mahesa sebagai seorang atlet juga didukung oleh kampus. Contohnya saat ia hendak mengajukan cuti pada semester ini dikarenakan hendak fokus dalam persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON), pihak UI justru menyarankannya untuk mengambil izin penuh saja selama PON berlangsung, karena itu akan lebih menguntungkan dari segi jadwal akademik baginya. Hal tersebut menandakan bahwa UI memfasilitasi seluruh mahasiswanya berprestasi pada bidang yang diminatinya.

Menjadi mahasiswa UI, memberikan tantangan tersendiri bagi Mahesa untuk dapat berprestasi secara akademik. Di samping menjadi atlet berprestasi, Mahesa berambisi untuk menjadi mahasiswa berprestasi. Ia ingin berprestasi di kedua bidang tersebut. Dalam rangka mewujudkan mimpinya tersebut, Mahesa bertekad untuk belajar dengan giat dan tekun.

“Tekad tersebut diharapkan dimiliki pula oleh para pemuda dan pemudi untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Eksplorasi hal-hal baru tersebut menjadi sangat mudah di masa saat ini melalui informasi yang sangat mudah diperoleh dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Tekad tersebut juga dapat dilakukan dengan bergabung ke berbagai organisasi dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan sebagai bentuk kontribusi Pemuda dan Pemudi Indonesia dalam pembangunan bangsa,” ujar Mahesa.

Kisah inspiratif Mahesa ini diharapkan akan memberi motivasi bagi para anak muda yang berkeinginan menjadi atlet profesional dan menghasilkan prestasi. Menurut Mahesa, prestasi dan inovasi adalah cara untuk mewujudkan kebangkitan bangsa. Generasi muda dapat berkontribusi bagi negara melalui prestasi, dan belajar meningkatkan kualitas diri dengan sebaik-baiknya.

Selain Mahesa, sesi kedua diskusi publik ini menghadirkan beberapa narasumber dari berbagai bidang, yaitu Kusuma Ida Anjani selaku Direktur Pengemangan Bisnis dan Inovasi Mustika Ratu,  Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid selaku National Director of Gusdurian Network, dan Selwas Taborat selaku Diplomat Republik Indonesia.

Related Posts