iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Menghadapi Era Transformasi Digital di Perguruan Tinggi Dengan Pemanfaatan AI

Universitas Indonesia > Berita > Menghadapi Era Transformasi Digital di Perguruan Tinggi Dengan Pemanfaatan AI

Depok, 2 November 2023. Semakin masifnya perkembangan teknologi terutama Artificial Intelligence (AI) tidak hanya dirasakan oleh sektor industri, tetapi juga oleh sektor pemerintahan dan pendidikan. Untuk beradaptasi dengan perkembangan pesat teknologi tersebut, Universitas Indonesia (UI) telah memanfaatkan AI dan beragam aplikasi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

Perkembangan AI terbukti memberikan manfaat bagi perguruan tinggi dalam mengembangkan berbagai aplikasi untuk mendukung proses belajar mengajar maupun proses administrasi yang berjalan di universitas. Namun, di sisi lain, AI juga memberikan efek samping berupa adanya kemungkinan untuk penyalahgunaan teknologi.

Berkaitan dengan hal tersebut, Biro Transformasi, Manajemen Risiko, dan Monitoring Evaluasi (TREM) UI bersama Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST) mengadakan workshop terkait transformasi digital dan peran AI di lingkungan pendidikan tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (26/10) secara hybrid dari Ruang Rapat A, Lantai 2, Gedung Pusat Administrasi Universitas (PAU), Kampus UI Depok.

“Seperti halnya proses perkuliahan yang sudah memanfaatkan sistem digital di masing-masing fakultas/sekolah/vokasi, setiap aktor yang berperan pun perlu mengetahui dan memahami bagaimana peran digitalisasi dalam pendidikan tinggi. Tidak terlepas dari konteks digitalisasi, pemanfaatan AI juga berperan besar di lingkungan perkuliahan, misalnya dengan munculnya ChatGPT yang dapat menjadi tantangan tersendiri dalam proses penyelenggaraan pendidikan,” kata Kepala Biro TREM UI, Vishnu Juwono, S.E, M.I.A., Ph.D.

Melalui workshop ini, Assist. Prof. Kyung Ryul, Park selaku Graduate of Science and Technology Policy dan Adjunct Professor dari KAIST College of Business memberikan pemahaman dan pelatihan tentang pemanfaatan aspek digital di lingkup perguruan tinggi serta bagaimana beradaptasi dengan lingkungan digital. Sebanyak 50 peserta yang terdiri atas Tim Transformasi Biro TREM UI serta perwakilan fakultas dan PAU mengikuti workshop tersebut.

Dalam workshop tersebut, Prof. Kyung menjelaskan beberapa terminologi baru dalam ranah transformasi digital yang penting untuk dicatat, yaitu AI, blockchain, cloud computing, dan data. Ia juga menjelaskan beberapa kategori AI. “Sebenarnya belum ada klasifikasi yang telah ditetapkan secara jelas mengenai taksonomi AI. Namun, ada beberapa taksonomi, yaitu Machine Learning (ML), Natural Language Processing (NLP), contohnya ChatGPT, text analysis dan voice detection, Computer Vision, serta Robotics & Manufacturing Optimisation,” ujar Prof. Kyung.

Kehadiran AI membawa peluang yang sangat besar di dunia pendidikan. Penerapan AI di lembaga perguruan tinggi melibatkan berbagai aspek yang dapat meningkatkan efektivitas dan kualitas pembelajaran. Salah satu aplikasi utama AI adalah dalam menghadirkan smart content yang dapat memecah buku teks menjadi materi-materi ringkas yang mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan pembelajar. Selain itu, AI juga mendukung personalized and adaptive learning yang mampu menyesuaikan metode dan aktivitas pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing individu.

Lebih lanjut, AI dapat digunakan dalam hal evaluasi dengan mekanisme automated grader yang dapat membantu mengurangi beban pengajar dalam menilai pekerjaan siswa. Perguruan tinggi juga dapat mengembangkan virtual facilitators yang dapat menjadi asisten pengajar dalam memberi bantuan dan menjawab pertanyaan siswa. Terakhir, sistem AI dapat digunakan dalam pengawasan ujian atau proctoring untuk memastikan keaslian karya siswa selama ujian dan mencegah tindakan kecurangan.

Sebagai contoh konkret, terdapat berbagai aplikasi AI yang menggunakan Natural Language Processing seperti ChatGPT 4.0 dan Zabaware, aplikasi chatbot seperti Cleverbot dan Elbot, asisten penulisan AI seperti Grammarly dan QuillBot. Selain itu, ada platform pembelajaran bahasa yang terpersonalisasi seperti Duolingo, Memrise, dan Babbel.

Akan tetapi, terdapat beberapa tantangan dalam pemanfaatan AI yang perlu dipertimbangkan secara serius. Beberapa pekerjaan tradisional seperti penerjemah dan storyteller akan menghadapi risiko penggantian oleh AI. Dampaknya tidak terbatas pada aspek teknologi saja, melainkan juga berpengaruh pada kebijakan, pendidikan, serta lanskap pekerjaan di masa depan. Manusia harus bersaing tidak hanya dengan sesama manusia, tetapi juga dengan robot. Oleh karena itu, respon perguruan tinggi terhadap perubahan zaman sangat penting.

Hal ini tentu perlu disikapi dengan adanya pembuatan peraturan (policy) yang imbang, yang mengatur terkait penggunaan AI di lingkungan universitas serta diimbangi dengan pembelajaran tatap muka. Selain itu, diperlukan peran pemerintah dalam mengatur regulasi seperti General Data Protection Regulation (GDPR) yang telah dibuat oleh European Union (EU) yang mengatur terkait data security dan privacy sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dari penggunaan AI.

Related Posts