iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Penguatan Relasi Indonesia Malaysia dalam DInamika Regional

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Penguatan Relasi Indonesia Malaysia dalam DInamika Regional

Depok, 3 Juli 2023. Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Indonesia (UI), dan Department of International and Strategic Studies, University Malaya (UM), mengadakan joint international webinarbertajuk “Enhancing Indonesia–Malaysia Relations in Recent Regional Dynamics: A Perspective from Academia”. Kegiatan ini bertujuan untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang Indonesia dan Malaysia, serta mendorong kerja sama positif di antara keduanya, khususnya di bidang akademis.

Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, berharap dengan adanya kegiatan ini, hubungan UI dan UM menjadi lebih kuat, sehingga memberikan manfaat bagi kedua negara dan seluruh wilayah Asia Tenggara. Ia mengatakan, “Kedua negara mempunyai peran penting dalam menjaga perdamaian, serta mampu menyeimbangkan wilayah Asia Tenggara karena Indonesia dan Malaysia merupakan founder dari ASEAN. Penting untuk diingat bahwa hubungan antara Indonesia dan Malaysia bukan sekadar hubungan pemerintahan, melainkan juga relationship between people to people.”

Indonesia dan Malaysia menjalin hubungan people to people dan state to state secara intens. Menurut Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional UI, Prof. Evi Fitriyani, kedua negara mempunyai beberapa masalah di perbatasan maritim, namun PresidenJoko Widodo sudah menandatangani perjanjian mengenai Selat Malakadan Laut Sulawesi denganPerdana Menteri Malaysia, Dato Seri Anwar Ibrahim.

“Pembangunan baru di kawasan perbatasan Indonesia merupakan inisiatif dari Presiden Joko Widodo dalam membangunan perbatasan. Presidensedang mencoba mengubahperbatasan dari backyard menjadi front yard. Terlihat dari pos lintas batas negara yang sekarang sudah lebih bagus dan modern,” ujar Prof. Evi.

Meski begitu, Prof. Evi menyebut bahwa tantangan di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia tidak hanya muncul di pos lintas batas negara, tetapi lebih dari itu. Tidak ada jaminan bahwa fasilitas yang bagus dan modern akan membuathubungan people to people di perbatasan menjadibaik, lalu perkembangan sosial dan budaya menjadi lebih penting dibandingpolitical. Mengelola kejahatantransnasional serta melestarikan sumber daya alam di daerahperbatasan, juga menjaditantangan lain bagi pemerintah dan masyarakat.

Pada webinar yang diadakan Selasa (20/6), di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI, Dean Faculty of Arts and Social Sciences, University Malaya, Prof. Danny Wong, menyebutkan bahwa Indonesia dan Malaysiamempunyai kesamaan sejarah.“Kami menyadari kesamaansejarah itu menjadipenting. Namun, seiring berjalannya waktu, kedua negara mempunyai perbedaan seperti ide-ide pembangunan pondasikenegaraan.

Related Posts