id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Peran Penting Teknologi dalam Merawat Ketahanan Bangsa

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Peran Penting Teknologi dalam Merawat Ketahanan Bangsa

Penulis: Satrio Alif

Jumat (27/8), Universitas Indonesia (UI) kembali melaksanakan Kegiatan Awal Mahasiswa Baru (KAMABA) menjelang dimulainya tahun akademik baru 2021/2022. Kegiatan merupakan kegiatan pengenalan mahasiswa baru terhadap lingkungan UI dan dunia perkuliahan. Kegiatan KAMABA UI kali ini memiliki beberapa rangkaian acara mulai dari latihan paduan suara, orientasi belajar mahasiswa baru, sampai Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang berisikan rangkaian lokakarya dan seminar yang mempertemukan mahasiswa baru dengan para tokoh di tingkat nasional maupun internasional. Di tahun ini, PKKMB UI mengangkat tema Satu Karena Beda yang diselenggarakan pada tanggal 25 – 29 Juli dan 27 Agustus 2021.

Pada hari ini, pelaksanaan PKKMB UI telah memasuki hari kedua dengan topik pembahasan Merajut dan Merawat Keberagaman Indonesia Indonesia. Dalam topik ini, pembahasan akan difokuskan pada strategi dan implementasi merajut dan merawat keberagaman Indonesia, peran dan fungsi dunia akademik dalam merawat keberagaman Indonesia, serta merawat keberagaman Indonesia dari berbagai bidang. Ketiga topik tersebut dibahas dengan metode penyampaian berbeda yaitu kuliah umum, talkshow, dan master class.

 

Metode master class merupakan metode penyampaian di mana mahasiswa mendapatkan kebebasan untuk memilih kelas yang mereka inginkan sesuai dengan keinginannya. Metode ini sendiri baru pertama kali diterapkan pada PKKMB UI dan pembagian kelasnya ditentukan berdasarkan cabang ilmu pengetahuan yang ada. Hal ini dapat dilihat dalam PKKMB UI kali ini yang menghadirkan tiga orang narasumber dengan latar belakang berbeda yaitu Garin Nugroho dari bidang seni budaya, Ilham Habibie dari bidang teknologi, dan Nathan Tirtana dari bidang bisnis. Ketiga pembicara tersebut berbicara secara paralel pada kelas yang berbeda-beda.

 

Dalam pemaparannya mengenai peran teknologi dalam merawat ketahanan bangsa, Ilham Habibie memulai pemaparannya dengan menyampaikan bahwa teknologi merupakan konsentrasi utama pemerintah untuk mendorong terjadinya digitalisasi di Indonesia tercermin dari pendirian Dewan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) Nasional (Wantiknas). Wantiknas sendiri menurut Ilham memiliki empat tugas yaitu merumuskan kebijakan umum dan arahan strategis pemerintah pusat di bidang digitalisasi, membantu penyelesaian permasalahan strategis di bidang teknologi, membangun koordinasi antar lembaga seputar penggunaan TIK di satuan kerjanya, dan persetujuan program dalam pengembangkan TIK. Keberadaan Wantiknas sendiri ditujukan untuk melakukan percepatan digitalisasi di Indonesia.

Percepatan digitalisasi tersebut, tidak hanya bertumpu pada kinerja Wantiknas saja. Di samping itu, percepatan digital juga ditentukan oleh sumber daya manusia yang memahami teknologi atau sering disebut sumber daya talenta digital. Sumber daya talenta digital tersebut dibentuk melalui pelaksanaan sistem pendidikan nasional yang berbasis teknologi. Sehingga, lembaga pendidikan khususnya pendidikan tinggi sebagai pelaksana sistem pendidikan nasional berperan penting untuk mencetak generasi penerus bangsa yang paham teknologi dalam rangka mempercepat transformasi digital nasional.

Segala upaya yang dilakukan dalam bidang teknologi tersebut diharapkan dapat menjadi akselerator untuk merawat ketahanan bangsa untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Terdapat empat indikator pembangunan yang harus dipenuhi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas di bidang bidang pembangunan manusia dan teknologi yaitu reformasi ketenagakerjaan, pemerataan pendidikan, peningkatan peran kebudayaan dalam pembangunan, peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, dan peningkatan sumbangsih ilmu pengetahuan maupun teknologi di dalam pembangunan. “Keempat indikator pembangunan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi untuk menciptakan manusia Indonesia modern yang menguasai teknologi dan berwawasan global dengan tetap melestarikan kearifan lokal yang dimiliki,” ujar Ilham.

 

Perkembangan teknologi tersebut mendorong terbukanya peluang-peluang lapangan kerja baru melalui perpaduan teknologi digital dengan keanekaragaman hayati seperti yang dilakukan oleh Nathan Tirtana melalui perusahaan Etana yang dipimpinnya. Etana bergerak di bidang kesehatan tepatnya dalam inovasi produk obat-obatan biologi. Bidang usaha etana tergolong unik karena tidak banyak bisnis di Indonesia yang bergerak pada bidang tersebut. Namun, Etana memiliki prospek bisnis yang menjanjikan karena kekayaan alam yang dimiliki Indonesia menunjang keberadaan usaha yang dilakukannya. “Dengan kondisi kebutuhan obat yang terus meningkat apalagi di masa Pandemi COVID-19 saat ini dan kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia, industri obat-obatan biologis akan terus berkembang dan makin diminati masyarakat karena memadukan kemajuan teknologi yang ada dengan bahan – bahan dari alam,” jelas Nathan.

Di samping urusan bisnis, teknologi juga sangat berpengaruh pada perkembangan sosial budaya di Indonesia melalui kemudahan akses informasi dan komunikasi dari teknologi. Kemudahan akses tersebut berdampak pada komunikasi semakin mudah dan penyebaran informasi semakin luas dalam waktu cepat. Namun, Garin Nugroho mengingatkan bahwa perkembangan teknologi tersebut selalu berdampak positif. Di balik kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi, terdapat tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia yang seringkali gagal memanfaatkan momentum tersebut untuk mengakselerasi kemajuannya seperti yang terjadi pada masa revolusi Industri pertama di mana Indonesia justru terjerat tirani dari penjajahan, sementara bangsa lain menikmati peningkatan kesejahteraan yang berlipat ganda.

Pengalaman tersebut harus dijadikan pembelajaran dan pemacu bagi Bangsa Indonesia untuk mampu memanfaatkan revolusi industri keempat ini untuk kemajuannya. Dengan kemudahan mengakses segala informasi hari ini melalui teknologi seperti handphone yang berada di tangan setiap orang, membuat ruang untuk menyalurkan kreativitas menjadi sangat luas. Hal ini dikarenakan cukup dengan sebuah handphone berbagai jenis kegiatan untuk menyalurkan kreativitas dapat dilakukan. Dengan kondisi tersebut, handphone memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengakses peradaban dunia melalui tangannya masing-masing. “Kemudahan yang masyarakat peroleh dari handphone tersebut harus dimanfaatkan untuk merawat bangsa ini untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan hangat dengan membangun masyarakat sipil yang sehat sejahtera, terbuka, dan kritis,” kata Garin.

Related Posts