id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Peran Penting Perguruan Tinggi & Generasi Muda untuk Masa Depan Indonesia

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Peran Penting Perguruan Tinggi & Generasi Muda untuk Masa Depan Indonesia

Penulis: Almas Satria

Jumat, (27/7) telah dilaksanakan penutupan rangkaian Kegiatan Awal Mahasiswa Baru (KAMABA) UI 2021. Acara pada hari terakhir KAMABA ini terdiri dari berbagai kegiatan, salah satunya adalah talkshow dengan tema “Peran dan Fungsi Negara dan Dunia Akademik dalam Merawat Keberagaman Indonesia”. Acara talkshow ini menghadirkan tiga narasumber yaitu yang diharapkan akan memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi mahasiswa baru UI yang diantaranya yaitu Puan Maharani (Ketua DPR RI), Prof. Ari Kuncoro (Rektor UI), dan Quinta Allaya Emirsyah (Mahasiswa Hubungan Internasional UI). Rangkaian acara penutupan KAMABA ini disiarkan secara langsung di kanal YouTube Universitas Indonesia.

Sesi pemaparan pertama dilakukan oleh Puan Maharani. Dalam pemaparannya, Puan menyoroti tentang generasi muda sekarang yang disebutnya memiliki keunggulan tersendiri dibanding generasi sebelumnya. “Generasi kalian ada kebebasan untuk mendapat ilmu, ada kemerdekaan untuk belajar, tidak lagi dibatasi secara ruang fisik,” jelas Puan. Kelebihan generasi sekarang ini diharapkan oleh Puan untuk dimanfaatkan karena kedepannya generasi muda saat ini adalah yang akan menjadi decision maker di masa depan untuk Indonesia.

Indonesia mempunyai cita-cita besar bangsa yang salah satunya adalah terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut secara penuh maka diperlukan usaha dan gotong royong dari seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, Indonesia saat ini mempunyai dua sumber daya besar yang dapat dimaksimalkan untuk membantu mewujudkan cita-cita bangsa tersebut yaitu, sumber daya manusia dan sumber daya alam.

Indonesia saat ini menduduki peringkat keempat penduduk terbanyak dunia dan lebih dari setengah populasinya merupakan generasi muda. Maka cita-cita bangsa tersebut akan sepenuhnya terwujud jika cita-cita kaum muda sudah terpenuhi dahulu. Oleh karena itu, mahasiswa baru UI diharapkan bisa menjadi kekuatan pendorong yang besar untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Namun, jumlah penduduk yang banyak tersebut harus didukung dengan pembangunan manusia yang baik pula. Selain penduduk yang banyak, Indonesia juga memiliki alam yang kaya dan indah sehingga bisa dimanfaatkan dengan maksimal tetapi tidak sampai merusak keseimbangan alam.

Sesi pemaparan berikutnya dilanjutkan oleh Prof. Ari Kuncoro. Prof. Ari menjelaskan tentang kondisi pendidikan tinggi jaman sekarang. Dunia yang saat ini tengah mengalami jaman disrupsi juga berimbas terhadap pendidikan tinggi di Indonesia. Banyak perubahan terjadi pada struktur sosial, ekonomi, dan demografi masyarakat. Revolusi Industri 4.0 pun menuntut keterampilan pekerja yang sangat berbeda dibanding dengan keterampilan 10 tahun yang lalu. Keterampilan tersebut meliputi kemampuan berpikir tingkat tinggi, pemecahan masalah yang belum pernah ada sebelumnya, kemampuan bersosial, berpikir kritis, dan juga cognitive abilities.

Perubahan-perubahan tersebut mengharuskan perguruan tinggi untuk memiliki kemampuan adaptasi, fleksibilitas, dan kegesitan yang tinggi dalam merespon setiap perubahan yang ada. Otonomi perguruan tinggi yang meliputi kebebasan mimbar akademik, kemandirian, dan tata kelola merupakan suatu keniscayaan sebagai sarana untuk mengatasi perubahan-perubahan dunia yang cepat. Dengan adanya otonomi tersebut akan menghasilkan persaingan antara perguruan tinggi sehingga perguruan tinggi akan berpacu untuk bisa menjadi yang terbaik.

Untuk mengatasi perubahan-perubahan tersebut, UI melakukan tiga langkah untuk meningkatkan sinergi dengan perguruan tinggi lain, industri, dan masyarakat. Langkah pertama adalah mendorong sinergi dan kolaborasi antara perguruan tinggi dan seluruh sivitas akademika untuk melakukan transformasi menuju pendidikan tinggi yang unggul, mandiri, inovatif, dan inklusif.Kedua, unggul dalam bidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat dan terdepan dalam mengantisipasi berbagai bentuk perubahan di tingkat nasional maupun global. Selanjutnya langkah ketiga yaitu, mewajibkan pimpinan perguruan tinggi dan staf pengajar untuk melakukan relevansi dengan industri.

Perguruan tinggi sebagai agent of development memiliki kewajiban untuk melakukan penelitian yang harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Sehingga penelitian tidak berhenti sampai catatan penelitian atau jurnal ilmiah tetapi bisa menghasilkan rencana aksi dan paten. UI dalam hal ini mendorong dosen-dosen untuk berkolaborasi dengan peneliti-peneliti dunia sehingga bisa menghasilkan karya yang mendunia.

Pemaparan selanjutnya dilanjutkan oleh Quinta Allaya Emirsyah sebagai perwakilan mahasiswa untuk menjelaskan tentang pengembangan kreativitas dan intelektualitas generasi muda untuk menjalankan perannya dalam memajukan bangsa Indonesia. “Salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dilihat dari kualitas pemuda bangsanya,” terang Quinta. Generasi muda berperan sebagai agent of change dan juga agent of development bagi masyarakat dan bangsa. Oleh sebab itu generasi muda harus mengembangkan kreativitas dan intelektualitas untuk menentukan peran yang akan diambil di masyarakat nantinya.

Mahasiswa yang kreatif adalah yang sadar akan potensi dirinya dengan sarana dan prasarana untuk menghasilkan hal baru. Dalam mengembangkan kreativitas mahasiswa, UI menyediakan banyak UKM, organisasi, ataupun komunitas untuk mengasah dan mengembangkan kreativitas mahsiswanya.

Selain kreativitas, hal penting yang juga harus dikembangkan adalah intelektualitas. Intelektualitas penting untuk bersikap kritis dalam menyikapi berbagai macam fenomena yang ada. Intelektualitas juga tidak hanya terbatas pada pencapaian nilai akademik saja, tetapi juga kemampuan dalam mencerna informasi dan mengambil keputusan yang logis untuk memecahkan masalah.

Untuk bisa berkontribusi bagi bangsa tidak harus secara langsung maupun dalam skala yang besar, tetapi bisa dimulai dengan  langkah kecil yang dengan mudah dilakukan. Sebagai contoh menggunakan sosial media untuk hal positif, menjadi relawan, maupun berprestasi secara akademin maupun non-akademik. Tidak usah khawatir tentang seberapa besar kontribusi tersebut dapat berdampak. Yang penting adalah kemauan untuk memulai langkah-langkah tersebut.

Related Posts