iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Tim Farmasi Bantu Cegah Stunting pada Masyarakat Badui

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Farmasi > Tim Farmasi Bantu Cegah Stunting pada Masyarakat Badui

Depok, 1 Agustus 2023. Awal tahun 2023, Presiden Joko Widodo menargetkan angka gagal tumbuh atau stunting turun dari 21,6 persen di tahun 2022 menjadi 14% pada 2024. Hal ini disampaikan saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023. Dalam mencapai target tersebut, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak, baik dari pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat. Oleh sebab itu, tim pengabdian masyarakat (pengmas) Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia (UI) memberikan edukasi tentang stunting dan timbangan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh pada Suku Badui, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten. Mengingat banyaknya penderita stunting di wilayah ini, maka sangat penting untuk bekerja sama meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi kondisi tersebut secara berkelanjutan. 

 

Ketua Tim Pengmas FF UI, Prof. Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed., menyampaikan, beberapa kendala yang dihadapi tenaga kesehatan di wilayah ini, di antaranya keterbatasan jumlah tenaga kesehatan (nakes), sulitnya nakes untuk meluangkan waktu mengikuti pelatihan, serta membuat media informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat Badui yang mayoritas belum memiliki kemampuan membaca dan menulis. Untuk itu, tim pengmas FF UI membuatkan poster edukasi yang didominasi dengan ikon dan gambar untuk memudahkan tenaga kesehatan menyampaikan konten edukasi tersebut kepada masyarakat Badui. 

Kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu (23/7) ini, merupakan kerja sama antara tim pengmas FF UI dengan Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (YASMUI), Sahabat Relawan Indonesia (SRI), dan Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Banten. “Tim kami berterima kasih sekali kepada YASMUI maupun Sahabat Relawan Indonesia dan PD IAI Banten yang turut membantu kegiatan Pengmas di Badui ini. Kami juga turut menyampaikan terima kasih atas dukungan produk bantuan berupa vitamin dari PT Novell Indonesia dan krim untuk mengatasi pegal dari PT Taisho Pharmaceutical Indonesia yang dibagikan kepada masyarakat Badui,” ujar Prof. Anton. 

Ketua YASMUI dan SRI Arif Kirdiyat menyampaikan bahwa di wilayah Badui dibagi menjadi 9 Wilayah Kerja Badui Sehat dan masing-masing wilayah dibawahi oleh satu orang bidan. Satu wilayah Badui terdiri dari 30 hingga 40 Kartu Keluarga, sedangkan jumlah tenaga kesehatan di sana sangat kurang dan tidak sebanding dengan jumlah masyarakatnya. “Di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Nangerang contohnya, hanya satu yang tinggal di Poskesdes dan melayani 24 jam bila ada warga Badui yang memerlukan pertolongannya. Dengan keterbatasan SDM dan juga waktu, maka sulit bagi tenaga kesehatan yang bertanggung jawab di Badui untuk menyediakan media informasi terkait stunting yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat Badui,” kata Arif. 

Selain itu, dengan keterbatasan tenaga maka pemeriksaan dan skrining penderita stunting di Badui menjadi lebih lama karena kendala wilayah yang luas dan juga alat untuk mengukurnya. Pada masyarakat Badui pemberian informasi harus dilakukasn secara door-to-door dan perawatan kesehatan pun berupa homecare. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, selain poster edukasi, tim pengmas FF UI juga memberikan timbangan BMI untuk mempermudah dan mempercepat kerja tenaga kesehatan di sana. 

“Dengan diberikannya media edukasi dalam bentuk poster, kami berharap nakes dapat lebih mudah untuk mensosialisasikan materi edukasi terkait stunting kepada masyarakat. Pemberian timbangan BMI juga dapat memudahkan tenaga kesehatan untuk menskrining penderita stunting dengan cepat dan akurat,” kata Prof. Anton. 

Related Posts