iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Adakan Seminar Nasional Kearsipan dan Kongres Perkumpulan Arsip Perguruan Tinggi Indonesia (PAPTI) 2023

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > UI Adakan Seminar Nasional Kearsipan dan Kongres Perkumpulan Arsip Perguruan Tinggi Indonesia (PAPTI) 2023

Kantor Arsip Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Perkumpulan Arsip Perguruan Tinggi Indonesia (PAPTI) menyelenggarakan kegiatan Seminar Nasional Kearsipan dan Kongres Perkumpulan Arsip Perguruan Tinggi Indonesia 2023 dengan tema “Implementasi dan Dampak Artificial Intelligence dalam Bidang Kearsipan”. Seminar dilaksanakan pada Jumat (03/11) di Makara Art Center, Kampus UI Depok.

Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Universitas UI, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D. bersama Ketua Umum PAPTI, Prof. Dr. H. Nandang Alamsah Deniarnoor, S.AP., S.H., M.Hum dan Kepala Kantor Arsip UI, Wahid Nurfiantara, S.Hum., M.T.I.

Dalam pidato sambutannya, Sekretaris Universitas UI, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D. menyebutkan bahwa tema seminar sangat tepat dan relevan terhadap dampak AI sebagai teknologi digital era ini. Hal ini menunjukkan pemahaman akan pentingnya memahami perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan dan berdampak terhadap pekerjaan dan profesi kearsipan. Ia juga melihat bahwa kegiatan pengarsipan seringkali tidak mendapatkan perhatian maupun penghargaan yang cukup. “Ada keliru ketika sebuah organisasi tidak dapat mengenali peran penting dari kantor arsipnya dan tidak dapat mendayagunakan kantor arsipnya untuk perkembangan institusinya” ujar dr. Agustin. Oleh karena itu, ia berharap perguruan tinggi tidak hanya memperkuat kearsipannya, tetapi juga profesinya. Sementara itu, Ketua Umum PAPTI, Prof. Dr. H. Nandang Alamsah berharap dengan adanya seminar ini dapat memberikan pencerahan terhadap Digital Government dimana tata kelola digital harus sudah bergerak mengarah pada Artificial Intelligence (AI).

Kegiatan ini menghadirkan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Periode 2004-2009, Dr. Drs. Djoko Utomo, M.A.; dan 3 orang narasumber yaitu, dari Pusat Artificial Intelligence ITB, Ir. Windy Gambetta, M.B.A.; Co-Director Tokopedia-UI AI Center, Fariz Darari, Ph.D.; Multi Stakeholder Advisory Group of Indonesia Governance Forum, Yuan Oktafian.

Dalam pemaparannya, Ir. Windy Gambetta menjelaskan Artificial Intelliegence (AI) memang teknologi yang dirancang untuk memberikan komputer memiliki kemampuan intelektual manusia dan secara tidak langsung, saat ini, manusia sering menggunakan AI dalam berbagai aspek kehidupan sehari hari. Salah satu contoh penerapan AI adalah Natural Language Processing (NLP) yang memungkinkan AI dapat menerima teks, memproses teks dan memberikan jawaban, yang dapat digambarkan sebagai pekerjaan seorang arsiparis.

AI memang memiliki banyak kelebihan, namun data yang diberikan oleh AI tidak selalu sempurna. AI akan bergantung pada data yang ada untuk memberikan jawaban atau tindakan yang sesuai dan data yang diberikan bisa saja memiliki keterbatasan, bias atau kesalahan. “Oleh karena itu, penting untuk menggunakan AI dengan bijak dan kritis serta manusia harus tetap mengawasi dan memeriksa kebenaran dan relevansi informasi yang diberikan oleh AI,” ujar Windy.

Co-Director Tokopedia AI Center, Fariz Darari pada materinya menyampaikan terkait ontologi, yakni sebuah ilmu yang membahas hakikat dari kebenaran yang ada. Dalam penggunaan AI sangan relevan dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas penggunaan data dalam konteks kecerdasan buatan. Ontologi dapat membantu memberikan makna atau konteks terhadap data tersebut. Ia merasa bahwa AI akan jauh lebih mudah mempelajari data jika hal ini diterapkan. Penerapan ontologi dalam AI merupakan langkah penting menuju penggunaan yang lebih efisien dan etis dari teknologi AI. “Dengan adanya konsep ini, dapat menghasilkan sistem AI yang lebih cerdas dan bertanggung jawab, yang menghormati dan melindungi data pengguna serta memberikan nilai yang lebih besar dalam berbagai bidang seperti e-commerce, pencarian informasi, dan pengolahan data lainnya,” kata Fariz.

Selanjutnya Yuan Oktavian menjelaskan bahwa arsip memiliki pembagian kerja yang luas. “Information governance merupakan suatu hal yang penting, yakni bagaimana cara melakukan tata kelola informasi yang meliputi cyber security, research management, data management, big data, termasuk record,” kata Yuan. Lebih lanjut ia mengatakan, AI tidak selamanya akurat melainkan yang membuat akurat adalah kualitas dari data itu sendiri, maka di sanalah seorang arsiparis dapat memainkan perannya. Penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam berbagai bidang. Namun tetap mempertimbangkan dampak dan memperhatikan kebijakan privasi dan regulasi yang berlaku untuk melindungi penyalahgunaan teknologi ini.

Related Posts