iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Berdayakan Pemulung di Jati Padang Poncol, Jakarta Selatan Melalui Pemanfaatan Lahan Terbatas dengan Teknik Akuaponik dan Budikdamber

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Farmasi > UI Berdayakan Pemulung di Jati Padang Poncol, Jakarta Selatan Melalui Pemanfaatan Lahan Terbatas dengan Teknik Akuaponik dan Budikdamber

Keberadaan pemulung di Indonesia memiliki peran yang penting dalam pengelolaan sampah. Di sisi lain, mereka masih dianggap sebelah mata dan erat kaitannya dengan kemiskinan. Pendapatan mereka yang didapatkan dari profesi tersebut sering kali hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari atau bahkan kurang. Kelurahan Jati Padang Poncol merupakan salah satu kawasan di Jakarta Selatan yang didominasi oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah dan sebagian besar bermata pencaharian sebagai pemulung.

Adanya kebutuhan untuk memiliki kemampuan atau keterampilan lain yang berguna dalam menunjang kehidupan warga di kawasan tersebut, mendorong Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia untuk melakukan pemberdayaan melalui pemanfaatan pertanian kota lahan terbatas dengan teknik akuaponik dan budikdamber (budidaya ikan dalam ember). Berdasarkan data lapangan yang dilakukan oleh Tim Pengmas FFUI didapatkan bahwa terdapat setidaknya 80 kepala keluarga yang bertahan hidup dengan memulung.

Akuaponik dan budikdamber merupakan sebuah sistem budidaya ikan dan sayuran secara bersamaan dalam satu ekosistem budidaya di ember. Sejauh ini, pertanian dan perikanan di daerah Jati Padang Poncol belum dilakukan optimal. Hal ini karena luas lahan yang sempit dan juga rawan banjir sehingga lahan yang ada kurang dimanfaatkan dengan baik.

Oleh karena itu, adanya program edukasi pertanian secara akuaponik dengan teknik budikdamber diharapkan dapat menjadi solusi pertanian sekaligus perikanan di lahan sempit dan rentan banjir, seperti di daerah Jati Padang Poncol. Selain itu, hasil dari budidaya ini nantinya juga dapat menjadi sumber penyedia kebutuhan pangan masyarakat sekaligus sebagai salah satu upaya penghijauan kota.

“Akuaponik dan budikdamber ini dipilih sebagai teknik pertanian kota lahan terbatas di daerah tersebut, sebab pemeliharaan dan perawatan yang mudah, cukup murah, tidak banyak memakan lahan/ tempat, dan bernilai ekonomi sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber penghasilan tambahan. Terlebih lagi, hasil budidaya yang berupa ikan dan sayuran berpotensi untuk membantu meningkatkan pemenuhan pangan dan gizi secara mandiri pada masyarakat setempat,” ujar apt. Roshamur Cahyan Forestrania, M.Sc., Ph.D yang merupakan Ketua Tim Pengmas FFUI. Pengmas ini juga berkolaborasi dengan komunitas Saungelmu yang merupakan komunitas yang bergerak dalam bidang pembinaan dan edukasi masyarakat di kawasan setempat.

Kegiatan diawali dengan penyerahan bibit kepada perwakilan masyarakat setempat dan sekaligus ketua komunitas Saungelmu, yaitu Erwin Saleh. Bibit ikan dan sayuran yang diberikan adalah bibit ikan patin, ikan lele, ikan gabus, ikan sepat siam, kangkung, dan selada. Bibit ini dipilih karena memiliki prospek nilai ekonomi yang tinggi, sekaligus juga mengandung nilai gizi yang sangat baik untuk membantu dalam pemenuhan nutrisi pangan masyarakat. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan edukasi tata cara penyemaian benih, perawatan, cara panen hingga edukasi manfaat kesehatan ikan dan sayuran budidaya. apt. Roshamur selaku pemateri juga menyampaikan hal-hal yang harus diperhatikan agar ikan yang dibudidayakan tetap sehat.

“Ikan diberi pakan secukupnya. Makanan ikan yang berlebih harus diambil karena jika tidak, itu akan menjadi racun bagi ikan. Selain itu jika ada ikan yang tidak sehat atau terserang jamur/ penyakit, perlu segera dipisahkan sehingga tidak menulari ikan lainnya,” kata apt. Roshamur di salah satu sesi edukasi. Bersama dengan apt. Roshamur, Tim Pengmas FFUI juga terdiri atas Prof. Dr. apt. Berna Elya, M.Si beserta civitas akademika FFUI lainnya termasuk mahasiswa S1 hingga S3 Fakultas Farmasi UI.

Setelah penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi praktik akuaponik budikdamber. Dalam kegiatan praktik ini, warga setempat melakukan langsung dalam penyiapan dan penanaman bibit dalam ember budikdamber yang telah tersedia. “Saya senang dengan kegiatan ini karena mendapatkan tambahan ilmu tentang budidaya sayuran sehingga diharapkan nanti bisa bermanfaat untuk masyarakat setempat,” kata Maya salah seorang peserta.

Kegiatan yang dihadiri lebih dari 50 peserta dari masyarakat Kelurahan Jati Padang Poncol ini, ditutup dengan diskusi singkat bersama warga dan komunitas setempat. Kegiatan yang merupakan langkah awal pemberdayaan masyarakat kawasan Jati Padang Poncol ini nantinya akan terus didampingi oleh tim pengabdi yang berkolaborasi dengan komunitas Saungelmu sebagai upaya untuk menyukseskan dan mengoptimalkan pemanfaatan perolehan budidaya akuaponik budikdamber bagi masyarakat setempat.

Related Posts