id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Lepas 36 Pengajar Muda ke Pedalaman Pangandaran

Universitas Indonesia > Berita > UI Lepas 36 Pengajar Muda ke Pedalaman Pangandaran

Rabu (3/1/2017) bertempat di lapangan Rektorat UI, Dr. Arman Nefi S.H., M.M., Direktur Kemahasiswaan, melepas  sebanyak 36 mahasiswa dari berbagai fakultas di UI untuk mengajar di sekolah-sekolah dasar daerah pendalaman Pangandaran, Jawa Barat.

36 mahasiswa ini akan menjadi duta pengajar UI dalam program Gerakan UI Mengajar (GUIM) yang rutin digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) setiap tahunnya.

Untuk penyelenggaraan tahun ketujuh ini, para mahasiswa akan mengajar di 5 desa di 5 kecamatan Pangandaran, yaitu Desa Maruyungsari (Padaherang), Desa Batumalang (Cimerak), Desa Ciakar (Cijulang), Desa Campaka (Cigugur), serta Desa Mekarwangi dan Karangkemiri (Langkaplancar).

Kelima desa ini dipilih setelah sebelumnya dilakukan survei data dan lapangan dengan indikator data angka putus sekolah, nilai ujian nasional, dan indeks pembangunan manusia.

Setiap pengajar akan mendapatkan satu kelas dengan sistem pendampingan (team teaching) oleh guru yang mengajar di kelas itu sebelumnya. Setiap sekolah mendapatkan jatah enam tenaga pengajar.Sesuai dengan tema GUIM kali ini, yaitu “Sebar Inspirasi Keseluruh Penjuru Negeri”, tujuan utama dari GUIM adalah memotivasi para siswa agar mau sekolah dan menekan angka putus sekolah di Indonesia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, metode pembelajaran yang akan diberikan akan menekankan pada alat-alat dan media pengajaran yang lebih berwarna dan variatif sehingga tidak monoton. Contohnya adalah pengajar membawa media wayang untuk menceritakan kejadian dan tokoh-tokoh sejarah.

“Tujuan lainnya adalah mengajarkan kedisiplinan dan leadership. Makanya nanti sistemnya adalah rotasi ketua kelas di setiap periode waktu tertentu,” tambah Alberta Prabarini, Ketua Pelaksana GUIM 7.

Para mahasiswa ini akan mengajar selama 25 hari dari tanggal 4 Januari sampai sekitar tanggal 27-28 Januari. Alberta berharap kultur mengajar kreatif yang diterapkan selama GUIM berlangsung akan terus dipakai di sekolah-sekolah yang menjadi objek pengajaran GUIM.

Penulis: Wanda Ayu A.

Related Posts

Leave a Reply