iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI Selenggarakan Webinar Internasional Guna Meningkatkan Kualitas Penelitian

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > UI Selenggarakan Webinar Internasional Guna Meningkatkan Kualitas Penelitian

UI sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia menaruh perhatian yang besar dalam meningkatkan kualitas penelitian sivitas akademikanya. Dalam hal ini, beragam penelitian yang telah dihasilkan oleh sivitas akademika UI menjadi salah satu indikator yang menopang reputasi kampus, karir akademik, dan penyebaran ilmu pengetahuan di Indonesia.  Pada hari senin terakhir di bulan agustus, Perpustakaan UI menyelenggarakan webinar berskala internasional dengan judul “Best Practices in Research Writing: Perspectives from The Experts”. Acara ini diselenggarakan secara sinkronus melalui Zoom dan Kanal Youtube Perpustakaan UI.

Webinar internasional kali ini menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang keilmuan baik ilmu alam maupun sosial. Dari pihak UI hadir Direktur Inovasi dan Science Techno Park, Ahmad Gamal, S.Ars., M.U.P., Ph.D.sebagai salah satu pembicara. Pada kesempatan tersebut, ia menjelaskan terkait mekanisme penyesuaian audiens dan strategi dalam berkomunikasi dengan reviewer. Selain itu, Ahmad Gamal juga menyarankan agar para peneliti tetap bersikap sopan meskipun memiliki pandangan yang bertentangan dengan pihak lain, termasuk dengan reviewer “sekalipun dalam kondisi tidak menyetujui gagasan reviewer, akan bijaksana jika hal tersebut dikomunikasikan dengan cara-cara yang santun” kata Ahmad Gamal.

Sesi webinar secara garis besar dibagi ke dalam dua bagian sesuai dengan rumpun ilmu yang dijelaskan. Bagian pertama, diisi oleh Benedict Yeo dan Tee Lip Hwe dari Singapore Management University (SMU) yang berfokus pada penulisan makalah ilmiah rumpun ilmu sosial. Keduanya bersepakat bahwa pustakawan memiliki peranan yang sangat krusial dalam mendukung proses penelitian. Lip Hwe menegaskan bahwa peranan mereka menjadi penting sebab permasalahan dasar yang dihadapi oleh peneliti biasanya berupa kesulitan untuk menghubungkan antara data yang diolah dan tulisan yang disusun. Dengan demikian, hal ini merupakan cara yang paling efektif untuk menjembatani ketimpangan antara data dan narasi yang ditulis “hakikat pekerjaan pustakawan adalah mendukung interaksi yang rumit antara data dan narasi” ujar Lip Hwe.

Pembahasan terkait penulisan makalah ilmiah rumpun ilmu sosial dilanjutkan oleh Benedict Yeo. Ia menjelaskan bahwa terdapat dua cara untuk memaksimalkan penulisan makalah ilmiah, yaitu in class dan out class. Dalam hal ini, Benedict Yeo ingin menegaskan bahwa proses pembelajaran terkait makalah ilmiah tidak dapat berhenti hanya pada suasana di dalam kelas saja, melainkan hal ini perlu ditindaklanjuti di luar jam kelas. Secara khusus, menurut pandangannya mahasiswa sarjana perlu mendapatkan lebih banyak pembelajaran di luar jam kelas mengingat belum banyaknya pengalaman yang dimiliki. Pada kesempatan tersebut, Benedict Yeo menyarankan agar para mahasiswa sarjana rajin untuk berkonsultasi baik dengan pustakawan maupun pembimbing akademik masing-masing. Pendek kata, penulisan makalah ilmiah rumpun ilmu sosial mengandalkan komunikasi yang intens antara peneliti, data, dan pihak yang terlibat dalam penyediaan data tersebut.

Bagian kedua, diisi oleh peneliti dari Monash University, Prof. Taufiq Asyhari, Ph.D. yang menjelaskan terkait aturan main penulisan makalah ilmiah rumpun ilmu alam. Pada awal presentasinya, Prof. Taufiq ingin membuka pikiran kita terkait cara kerja peneliti (khususnya insinyur) “kita bekerja tidak hanya sendiri, pasti memerlukan keterlibatan orang lain didalamnya” ucap Prof. Taufiq. Dalam hal ini, sekalipun berkiprah di bidang ilmu yang seringkali dilabeli individualis, akan tetapi membangun komunikasi yang baik dengan orang lain juga menjadi hal yang penting. Ada saran khusus bagi para peneliti yang akan berkiprah di bidang teknik, yaitu diperlukan pola pikir yang fokus pada audiens (dalam pengertian memahami target audiens dengan baik). Hal lain yang tidak kalah penting adalah aspek-aspek yang perlu diperhatikan ketika menulis suatu makalah ilmiah berbasis ilmu-ilmu alam di antaranya

  1. Struktur (setiap jenis tulisan memiliki formatnya tersendiri yang tidak dapat digeneralisasi untuk semua tujuan)
  2. Ilustrasi (menjadi sangat penting untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait topik yang dibicarakan)
  3. Bahasa (penguasaan akan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris akan sangat membantu peneliti untuk memproduksi tulisan yang lebih banyak topik beragam)

Terkait aspek ketiga, Prof. Taufiq menegaskan bahwa kemampuan berbahasa Inggris sudah menjadi kewajiban tidak tertulis bagi para peneliti masa kini sebab tulisan-tulisan yang mendunia didominasi oleh Bahasa Inggris. Ia menyarankan para peneliti untuk sering melakukan proof-reading sebagai upaya untuk meningkatkan kesempatan yang lebih luas dalam karir akademik. Dengan demikian, penulisan makalah ilmiah tidak hanya terpaku pada struktur dan konten yang ditulis saja, melainkan juga terkait ragam bahasa yang digunakan dalam proses penulisan makalah ilmiah.

 

Penulis: Asep Abdurahman Hidayah | Editor: Dyra Daniera/ Finda Salsabila

Related Posts