iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

“Webinar Kebijakan Open Access dan Peran Perpustakaan di Indonesia: Strategi Menigkatkan Pemeringkatan dan Webometrics Perguruan Tinggi”

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Teknik > “Webinar Kebijakan Open Access dan Peran Perpustakaan di Indonesia: Strategi Menigkatkan Pemeringkatan dan Webometrics Perguruan Tinggi”

Perpustakaan Universitas Indonesia mengadakan Webinar Nasional seri ke-4 dengan tema “Kebijakan Open Access dan Peran Perpustakaan di Indonesia: Strategi Meningkatkan Pemeringkatan dan Webometrics Perguruan Tinggi” dalam rangka melakukan transformasi dan inovasi dalam pengelolaan perpustakaan. Kegiatan Webinar ini dihadiri oleh Wakil Rektor Universitas Indonesia (UI) Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Kepala UPT Perpustakaan UI, narasumber yang ahli di bidangnya, dosen, mahasiswa, tenaga pendidikan, pustakawan, dan masyarakat umum melalui zoom.

Wakil Rektor UI Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kebijakan akses terbuka memiliki peran yang sangat penting terhadap kualitas suatu perguruan tinggi. “Bangsa kita telah mengalami pertumbuhan pesat dalam pendidikan tinggi. Namun, untuk mempertahankan posisi perguruan tinggi kita di tingkat global, kita perlu mempertimbangkan peran serta fungsi kebijakan akses terbuka dan perpustakaan sebagai mitra penting dalam pencapaian pemeringkatan perguruan tinggi. Hasil riset ilmiah juga harus tersalurkan bagi para peneliti, masyarakat umum, atau perusahaan dalam mengembangkan ide serta inovasi tanpa terhalang dengan tembok perguruan tinggi”, ujar Prof. Haris. Kepala UPT Perpustakaan UI, Mariyah, S.Sos., M.Hum., turut menyampaikan tujuan diadakannya sosialisasi ini, “Webinar ini diadakan untuk meningkatkan wawasan terkait kebijakan Open Access. Perlu kita ketahui bahwa dunia pendidikan tinggi semakin kompleks dan kompetitif. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan strategi yang inovatif dalam meningkatkan kualitas pelayanan baik penelitian, publikasi ilmiah, serta kolaborasi pendidikan tinggi di ranah nasional maupun internasional”.

Kegiatan Webinar yang diikuti sekitar 800 peserta ini, diisi oleh Narasumber yang ahli dalam bidangnya yaitu Dr. Lukman, S.T., M.Hum., selaku Direktur Kelembagaan Kemendikbudristek Republik Indonesia dan Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, M.M., M.Sc., selaku Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Dalam sesi pemaparannya, Dr. Lukman menjelaskan tentang strategi untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Ditjen Pendidikan Tinggi memiliki lima arah kebijakan dan strategi dalam peningkatan kualitas pendidikan tinggi yaitu meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi, menguatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi, menguatkan mutu dosen dan tendik, menguatkan sistem tata kelola Ditjen Pendidikan Tinggi, dan menguatkan riset serta inovasi melalui pengabdian kepada masyarakat. Untuk menguatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi diperlukan akselerasi antara perguruan tinggi yang ada di Indonesia menjadi wadah pendidikan yang unggul dan berkualitas. Oleh karena itu, Ditjen Pendidikan Tinggi menetapkan strategi sebagai sebuah langkah awal untuk meningkatkan kualitas kelembagaan Perguruan Tinggi dimulai dengan mengawal izin pendirian Perguruan Tinggi dan Program Studi, penguatan kelembagaan perguruan tinggi, dan melakukan penjaminan mutu perguruan tinggi (Akreditasi BAN-PT) yang kemudian dapat memenuhi kriteria sebagai wadah pendidikan berstandar World Class University. Dalam hal ini dibutuhkan peran pustakawan untuk turut berkontribusi sebagai pelopor manajemen publikasi ilmiah karena dengan meningkatkan kualitas hasil riset maka akan berdampak pada peningkatan pemeringkatan universitas. Pustakawan dapat berperan melalui kajian/penelitian, selanjutnya pembinaan publikasi hingga proses manuskrip, proses review/editing, proses artikel, proses promosi, hingga dampak publikasi serta kemampuan update perangkat riset serta publikasi ilmiah. “Publikasi Ilmiah harus dijadikan sebagai sebuah budaya bukan kewajiban, sehingga melalui kebijakan Open Acces dapat digunakan sebagai saluran distribusi hasil riset. Berdasarkan Permendikbudristek Nomor 53 tahun 2023, Publikasi bukan lagi kewajiban tapi sebagai kebutuhan dan kebiasaan, sehingga dorongannya bukan pada kuantitas tapi kualitas sehingga berdampak pada sitasi dari karya yang bermutu”, ujar Dr. Lukman.

Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, M.M., M.Sc., Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia, menambahkan materi terkait pentingnya peran pustakawan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi. Perkembangan perpustakaan digital saat ini menunjukkan kesiapan dan dukungan perpustakaan terhadap kegiatan Open Science seperti sistem Open Access (OA). Ia juga menambahkan peran perpustakaan dalam mendukung Open Access yaitu Pengelolaan Repository Open Access, sebagai penyedia informasi Open Access, promosi Awareness Open Access, bimbingan terkait lisensi dan hak cipta, deteksi plagiat dan Peer Review, dan pengelolaan data penelitian. “Perpustakaan memiliki peran menjadi penjaga informasi ilmiah dan harus memainkan peran penting dalam menyediakan akses terbuka ke pengetahuan. Kesiapan perpustakaan, baik dari segi infrastruktur, sumber daya manusia, dan kebijakan, sangat penting dalam mendukung Open Access dan mencapai tujuan pemeringkatan yang lebih baik. Kemitraan antara perpustakaan, peneliti, dan institusi pendidikan menjadi kunci dalam mendukung Open Acces. Kolaborasi yang baik dapat memperkuat praktik terbuka dan meningkatkan reputasi institusi”, berikut kesimpulan yang diberikan oleh Prof. Riri.

Saat ini perguruan tingi di Indonesia masih terbatas dan rendah yang masuk ke dalam pemeringkatan Perguruan Tinggi Kelas Dunia. Open Access memungkinkan pustakawan untuk mengakses literatur tanpa batasan biografis baik dalam bentuk digital ataupun fisik secara gratis. Selain itu, Open Access merupakan salah satu upaya distribusi informasi yang bertujuan untuk meningkatkan aksesbilitas, mempermudah publikasi, serta membantu memperluas inovasi. Adanya kebijakan akses terbuka dapat meningkatkan kontribusi terhadap penelitian dan kerja sama antar perpustakaan serta lembaga informasi lainnya.

 

Penulis: Dika Prasetyo Wardana | editor: Finda Salsabila

Related Posts