id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

3 Kunci Berpuasa Sehat: Asupan Makanan, Keteraturan, & Pengendalian Diri

Universitas Indonesia > Berita > 3 Kunci Berpuasa Sehat: Asupan Makanan, Keteraturan, & Pengendalian Diri

Kunci mengapa seseorang bisa menjadi lebih sehat ketika berpuasa adalah karena 3 pola kebiasaan yang terbentuk selama berpuasa, yaitu pembatasan asupan makanan, keteraturan, dan pengendalian diri.Hal ini disampaikan Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) saat ditemui di Kampus UI Salemba pada Kamis (24/5/2018).

Pengurangan asupan makanan dari 2 hari menjadi 3 kali dalam sehari membuat tubuh secara otomatis beradaptasi dengan melakukan pembatasan kalori dan penghancuran lemak tubuh. “Pembatasan makan juga menyebabkan pengurangan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh kita. Jadi akhirnya berat badan akan turun, kolesterol akan turun, kadar gula darah juga menjadi lebih terkontrol,” tambahnya.

Dokter Ari juga menambahkan bahwa puasa sepanjang hari akan membuat seseorang mengurangi konsumsi camilan-camilan tidak sehat. Bahkan bagi beberapa orang, puasa adalah saat yang tepat untuk tidak merokok. Hasilnya, kebiasaan-kebiasaan baru ini menekan risiko orang dengan penyakit kronis (hipertensi, diabetes, kegemukan dan kolesterol tinggi).

Tetapi, usahakan saat berbuka puasa tidak kalap saat makan. Sebab, kalau jumlah makanan yang dikonsumsi berlebihan, hal itu bisa menghilangkan manfaat kesehatan yang bakal didapat nantinya.

Sementara faktor keteraturan sendiri, umumnya yang banyak merasakan manfaatnya ialah pasien maag fungsional. Pasien maag memang biasanya merasakan keluhan akibat ketidakteraturan makan. Dengan keteraturan pola makan yang terbentuk selama berpuasa, maka seorang pasien dengan sakit maag bisa sembuh.

Faktor terakhir adalah pengendalian diri. Pasien yang cemas cenderung asam lambungnya tinggi, dan akhirnya maagnya dapat terganggu. Begitu pula pasien dengan hipertensi yang akan naik jika emosinya terganggu. Pasien asma juga bisa kambuh bila sedang dalam keadaan stres.

Selain itu, gejala jantung berdebar-debar, tangan berkeringat, pegal-pegal di tengkuk bisa berhubungan dengan faktor psikis.“Dengan pengendalian diri selama berpuasa, diyakini faktor psikis yang bisa mengganggu fisik tersebut tidak muncul,” papar dokter Ari.Dokter Ari pun menghimbau bahwa kebiasaan sehat yang dijalani selama bulan ramadan tidak berhenti setelah puasa ramadan selesai.

Sebab, bila kamu bisa menjalani tiga faktor selama sebulan penuh dengan baik, bobot tubuh dalam kondisi ideal, dan kamu selalu memandang kejadian dalam kaca mata positif, dan optimis. Sehingga tubuh yang kamu rasakan bakal jadi lebih sehat.

Sumber:

https://lifestyle.bisnis.com/read/20180519/106/797107/puasa-bisa-menyembuhkan-penyakit-ini-penjelasan-dekan-fakultas-kedokteran-ui

 

Related Posts

Leave a Reply