id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Buat Aplikasi Siaga Banjir, Mahasiswa UI Raih Prestasi di Tingkat Dunia

Universitas Indonesia > Berita > Buat Aplikasi Siaga Banjir, Mahasiswa UI Raih Prestasi di Tingkat Dunia

Siaga-BanjirTim Kawung Labs yang terdiri atas tiga mahasiswa Fasilkom UI angkatan 2011—Fauzan Helmi Sudaryanto, Enreina Annisa Rizkiasri, dan Riska Fadilla—berhasil meraih Grand Prize Winner bersama dua pemenang lainnya di ajang “Code For Resilience” yang diselenggarakan oleh Global Facility for Disaster Reduction and Recovery (GFDRR) of World Bank Group. Ajang ini diselenggarakan di London, Inggris pada 30 Juni 2014.

Tim Kawung Labs berhasil meraih kemenangan dengan karya mereka berupa aplikasi “Siaga Banjir” untuk Android. Dengan aplikasi ini, pengguna bisa memantau kondisi terkini 14 pintu air di Jakarta (termasuk perubahan ketinggian air dan lokasi pintu air). Dengan fitur ini, aplikasi Siaga Banjir diharapkan dapat memberikan peringatan dini bagi pengguna berdasarkan tempat tinggal mereka. Dalam ajang ini, selain tim Kawung Labs, Indonesia diwakili oleh tim dari UGM dengan aplikasi Quick Disaster yang juga meraih grand prize.

Aplikasi Siaga Banjir mengambil data kondisi pintu-pintu air DKI Jakarta dari situs resmi Pusat Kendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Ini adalah bentuk kerja sama kami dengan Pemprov DKI yang telah mendapat persetujuan dari Pak Ahok langsung,” ujar salah satu tim Kawung Labs, Fauzan Helmi.

Status ketinggian pintu air dibedakan menjadi normal, rawan, waspada, dan kritis. “Dalam keadaan normal, perubahan ketinggian air diperbarui setiap 1 sampai 2 jam sekali. Namun, bila status tinggi air sudah sampai status waspada atau rawan, sangat mungkin data akan diperbarui dalam hitungan menit,” jelas Fauzan lagi.

Keunggulan dari aplikasi ini ada di bagian interface yang user-friendly atau memudahkan pengguna dalam memanfaatkan aplikasi serta memahami data atau informasi yang tersedia. Fauzan mengatakan, nantinya, aplikasi ini akan ditambahi fitur “share”.

“Jadi, nantinya akan jadi semacam aplikasi crowd sourcing, di mana data didapatkan langsung dari masyarakat secara live karena trennya saat ini masyarakat senang sekali meng-upload kondisi jalan atau bencana di media sosial. Nah, ini yang menjadi source data kami nantinya. Data ini akan dikumpulkan dalam maps yang bisa di-klik untuk menampilkan informasi secara live di wilayah yang diinginkan pengguna,” jelas Fauzan.

Code For Resilience diselenggarakan
dalam rangka mencari solusi berbasis teknologi
inovatif sebagai upaya mengantisipasi bencana alam yang terjadi di dunia. “Peserta kompetisi aplikasi ini berasal dari seluruh negara di dunia, terutama negara-negara yang memang sering terjadi bencana alam di wilayahnya,” ujar Fauzan.

Hampir semua proses dilakukan secara online, termasuk pengiriman sesi video presentasi produk. Ketika ditanya apa keunggulan dari aplikasi Siaga Banjir sehingga bisa meraih Grand Prize Winner, Fauzan mengatakan, “Mungkin kepada faktor manfaat aplikasi ini dan interface yang cukup user-friendly bagi pengguna.”

Aplikasi ini juga telah mendapatkan penghargaan di dua ajang lainnya, yaitu juara ke-3 Hackathon #RetasBangsa serta juara ke-2 Jakarta Smart Disaster Software Competition. (WND)

Related Posts

Leave a Reply