id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Doktor UI Temukan Manfaat Biji Pala untuk Obati Insomnia

Universitas Indonesia > Berita > Doktor UI Temukan Manfaat Biji Pala untuk Obati Insomnia

Dra. Susana Elya Sudradjat, M.Farm., Apt. resmi meraih gelar doktor dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor pada Senin, (16/7/18) di ruang Sidang Fakultas Farmasi Kampus UI Depok.

Dalam disertasinya yang berjudul “Formulasi, Uji Penetrasi dan Farmakokinetik Patch Gel Etosom Miristin dari Biji Pala (Myristica Fragnans Houtt)” Dra. Susana turut memberikan solusi terhadap permasalahan gangguan sukar tidur/insomnia melalui pemanfaatan biji pala.

“Permasalahan berawal dari penduduk Indonesia yang masih banyak terkena insomnia, dan biasanya mengonsumsi obat sintetis yang mengandung efek samping. Oleh karena itu, penggunaan biji pala dapat menjadi opsi baru,” ucap Susana saat ditemui setelah sidang.

Melalui hasil disertasinya, Susana menemukan cara yang tepat untuk mengolah pala dan mengisolasi kandungan bahan miristisin murni sekaligus mengubah stigma terhadap biji pala yang berbahaya.

“Didalam biji pala mengandung sekitar 50 bahan adiktif yang berbahaya, nah kalo untuk obat harus diisolasi dulu secara bertingkat agar dapat memisahkan bahan-bahan berbahaya lain dan hanya mengambil ekstrak miristisin yang murni,” ucap perempuan kelahiran Bandung ’58 tersebut.

Cara Susana untuk mengisolasi miristisin terhadap bahan lainnya dilakukan dengan metode yang sederhana yaitu dengan menggunakan proses penyulingan tiga tingkat. Hasilnya, didapatkan kadar miristisin sebesar 83,45 % sebanyak 4,7% tanpa mengandung bahan yang berbahaya untuk dijadikan bahan baku obat.

Uniknya dari penemuan tersebut, Susana berusaha menggunakan media patch gel (layaknya seperti koyo tempel) sebagai medium alternatif untuk mengantarkan khasiat miristisin kepada para penderita insomnia.

“Dengan media patch gel, dapat memiliki keuntungan bagi para penderita yang sedang sakit, koma, atau sedang berpuasa ataupun pasien yang tidak dapat mengonsumsi obat dalam bentuk sintetis ya tinggal tempel saja untuk menghilangkan rasa sakitnya”, tutup Susana.

Namun, pemberian dosis yang tepat dalam satu buat patch dan efeknya terhadap manusia masih perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Susana mengakui bahwa penelitian ini merupakan tahap awal yang masih perlu dikembangkan.

Sumber: Raden Dimas Aryo

Related Posts

Leave a Reply