iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Evaluasi Kesehatan Ekonomi, FKM UI Tekankan Penggunaan HTA untuk Efisiensi Pelayanan Kesehatan

Universitas Indonesia > Berita > Evaluasi Kesehatan Ekonomi, FKM UI Tekankan Penggunaan HTA untuk Efisiensi Pelayanan Kesehatan

Dalam rangka mendukung implementasi rencana pemulihan COVID-19 di Asia Tenggara, Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyelenggarakan webinar yang bertema “Health Economics Evaluation for Medicines” pada Rabu lalu (03/08). Webinar ini merupakan kelanjutan diskusi dari series pertama webinarnya dengan tajuk yang sama yaitu  pada Juli lalu. Topik khusus yang dibahas dalam webinar berdurasi lebih dari 2 jam ini adalah “Budget Impact Analysis for Medicines”.

Dalam penyelenggaraannya, FKM UI bekerja sama dengan The International Teleconference on Technology and Policy in Supporting Implementation of COVID-19 (ITTP-COVID19), sebuah konsorsium yang melibatkan 27 universitas di Asia Tenggara, yang didukung oleh ASEAN Secretariat dan the ASEAN University Network (AUN). Dalam membumikan hasil riset kesehatan kepada masyarakat, FKM UI mengundang sejumlah ahli dari berbagai latar belakang, yakni: Prof. Asri C. Adisasmita, Prof. Sabarinah Prasetyo, Syed Salleh Abdul Rahman, Prof. Mardiati Nadjib, Prof. Budi Hidayat, Dr. Rizaldi T Pinzon, dan Ery Setiawan. Webinar ini merupakan sarana bagi praktisi pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit, untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan solusi untuk memanfaatkan Health Technology Assessment (HTA) secara optimal.

Acara ini dibuka oleh Dr. Agustin Kusumayati . M. Sc., Ph.d, Ketua 2nd ITTP Conference UI. Menurutnya, terdapat banyak hal yang kita pelajari saat pandemi, salah satunya adalah kerentanan kesehatan kita, khususnya teknologi kesehatan dan obat-obatan kesehatan. Salah satu rekomendasi yang ditekankan adalah Health Technology Assessment (HTA) atau penilaian teknologi kesehatan adalah evaluasi sistematik terhadap sifat/karakter, efek, serta dampak sebuah teknologi kesehatan yang dilakukan secara multi disipliner untuk menilai dampak dan manfaat teknologi tersebut dari sisi sosial, ekonomi, organisasi, serta etik.

“Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan ketahanannya dengan meningkatkan teknologi baru dan obat-obatan baru untuk mengatasi masalah kesehatan khususnya yang berkaitan dengan COVID-19,” kata dr Agustin Kusumayati.

Setelah dipersilakan menyampaikan materi pertama oleh Prof. Dr. Ari Fahrial Syam selaku moderator, pembicara pertama, Prof. Dr. Asri Adisasmita berbicara tentang “Clinical Outcome and Systematic Review”. Secara khusus, Dr. Asri mengenalkan tentang Studi Prognostik dalam konteks COVID-19, mulai dari jenis-jenis studi, jenis-jenis studi pemodelan prediksi, langkah-langkah membangun review sistematis, dan lain-lain. Dalam konteks Covid-19, faktor prognostik harus dikenali agar penanganan pasien Covid-19 cepat dan tepat sehingga angka kematian pasien dapat berkurang.

“Dengan tinjauan sistematis studi prognostik, kami dapat memberikan bukti untuk memutuskan faktor atau model mana yang akan digunakan dalam praktik klinis atau menerapkan pedoman berbasis bukti,” ujar Dr. Asri menerangkan.

Inovasi kesehatan kedua diterangkan oleh Dr. Rizaldi T Pinzon dari Departemen Neurology Bethesda Hospital. Dalam paparannya, Dr Rizaldi menjelaskan tentang signikansi  Real World Evidences dan proses aplikasinya dalam dunia kesehatan, khususnya dalam konteks pasca pandemi.

Sementara Dr. Mardiati Nadjib dari Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat menjelaskan dari perspektif ekonomi berkaitan dengan ‘Systematic Review’ dan ‘Real World Data’ yang sudah dipaparkan oleh dua presenter sebelumnya. Evaluasi ekonomi tersebut dijelaskan dalam titik-titik kontinu mulai dari kondisi-kondisi kesehatan seseorang saat ini (current situation), diikuti dengan faktor kunci, dampak, hingga situasi terbaru (new situation) akan diolah dan hasilnya implikasi secara finansial.

 

Selain menganalisis evaluasi ekonomi (economics evaluation) dan analisis finansial (budget analysis), Prof. Sabaranah menjelaskan analisis survival, mulai dari memilih metode hingga proses melaporkan analisis.

Dalam sesi terakhir, Prof. Ari menekankan pentingnya isu Health Technology Assessment (HTA) terus digaungkan dari berbagai perspektif agar tenaga kesehatan dapat efisien dalam penggunaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan. Penapisan teknologi tepat guna dalam bidang kesehatan.

“Bahwa pembiayaan kesehatan itu besar ya, cukup tinggi, kalau tidak dilakukan dengan efisien, akan boros di satu sisi, disitulah pentingnya peran HTA,” tutup Prof. Ari.

/

Related Posts