id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Filantropis Milenial : Memaknai Kedermawanan Secara Lebih Luas

Universitas Indonesia > Berita > Filantropis Milenial : Memaknai Kedermawanan Secara Lebih Luas

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) menggelar acara acara “Philanthropy Learning Forum Goes To Campus”, di Auditorium Komunikasi FISIP UI pada Selasa (17/10).

Acara yang menghadirkan Timotheus Lesmana Widjaja, Perwakilan Perhimpunan Filantropi Indonesia membahas tentang dunia filantropi Indonesia. Menurutnya, filantropi merupakan sebuah dunia yang belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Citra filantropis yang erat dengan tokoh-tokoh konglomerat sering membuat masyarakat salah kaprah terhadap arti sebenarnya.

Masyarakat cenderung memaknai filantropi sebatas kegiatan eksklusif yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang dengan sumber daya finansial yang besar.Padahal, filantropi memiliki arti sebagai tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia serta nilai kemanusiaan, sebuah kedermawanan. Sumber daya yang disumbangkan pun bukan hanya sebatas dana, tetapi juga waktu, tenaga, dan pikiran.

Persepsi ini yang kemudian dibantah oleh Timotheus, ia ingin mengajak generasi milenial untuk menjadi pembaharu semangat filantropi yang awalnya banyak berupa direct giving menjadi sumbangan yang lebih berdampak (impactful).

Menurutnya, Indonesia memiliki kultur kedermawanan yang bagus, tetapi banyak berhenti pada level direct giving tanpa adanya keberlanjutan.“Dari survey lembaga filantropi dan charity Inggris, Indonesia ada di peringkat 2 sebagai negara yang paling dermawan”, ungkap Timotheus.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa sumbangan direct giving justru akan memupuk kemalasan masyarakat. Contohnya, menurut survei yang telah dilakukan, adanya charity untuk korban banjir di Jakarta justru menjadi alasan warga menolak untuk direlokasi.

Menurutnya, bukan sumbangan dana yang diharapkan dari filantropis milenial, tetapi sumbangan berupa ide, gagasan, tenaga, dan waktu. Gerakan-gerakan kaum muda untuk pencapaian Sustainable Development Goal (SDGs) merupakan salah satu contoh tindakan filantropis.Bentuk lainnya adalah gagasan dalam bentuk strategi komunikasi untuk menjalin kemitraan (partnership).

Dari kemitraan, masing-masing potensi dapat disinergikan. Contohnya, apabila sistem blended finance yang melibatkan korporasi, gerakan crowdfunding dan sukarelawan dapat dilakukan, maka dampak yang akan diciptakan akan lebih besar dan memiliki nilai keberlanjutan dari sekedar program yang bersifat charitable.

“Konsep gotong-royong yang jadi roh dari filantropi inilah yang bisa dihidupkan kembali oleh generasi milenial”, harap Timotheus mengakhiri pemaparannya.

 

Related Posts

Leave a Reply