id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

FKG UI Adakan Pelatihan Perawatan Kesehatan ABK Bagi Caregiver Yayasan Sayap Ibu di Jakarta

Universitas Indonesia > Berita > FKG UI Adakan Pelatihan Perawatan Kesehatan ABK Bagi Caregiver Yayasan Sayap Ibu di Jakarta

Tim Pengabdian Masyarakat (pengmas) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKGUI) yang diketuai oleh Prof. Dr. drg. M. F. Lindawati Kusdhany, Sp. Pros (K) (Dekan FKGUI), mengadakan program pemeriksaan dan perawatan gigi untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) serta pelatihan perawatan kesehatan gigi dan mulut (kesgilut) bagi caregiver di Yayasan Sayap Ibu Jakarta. Program ini dilakukan secara virtual dengan bertahap mulai tanggal 16 November 2020 dan berakhir pada 28 November 2020.

Program ini, dikatakan Prof. Lindawati, dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah edukasi kesehatan gigi dan mulut mengenai cara menjaga kebersihan gigi dan mulut ABK dan cara mengambil foto rongga mulut anak untuk kepentingan pemeriksaan secara daring Via Zoom dan Youtube.

Tahap kedua adalah konsultasi online dan jika dibutuhkan atau memerlukan tindakan, tim spesialis kedokteran gigi anak memberikan rujukan pemeriksaan lebih lanjut ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKGUI. Sebanyak 55 ABK melakukan konsultasi daring dengan berbagai diagnosis disabilitas, yang dilaksanakan tanggal 24 November 2020.

Tahap ketiga yaitu pembagian alat bantu untuk membersihkan gigi dan mulut, berupa paket sikat dan pasta gigi, sikat lidah, benang gigi, dan perlengkapan oral lainnya agar kebersihan gigi dan mulut anak ABK tetap terjaga.

Para pembicara yang terlibat dalam kegiatan ini merupakan akademisi FKGUI yang fokus pada pelayanan kedokteran gigi pada IBK. Menurut Prof. Lindawati, pelaksanaan pengmas ini dilatarbelakangi atas masalah kesehatan gigi dan mulut pada populasi Individu Berkebutuhan Khusus (IBK) yang cenderung memiliki kondisi kesehatan yang lebih buruk dibanding populasi umum.

“Selain itu, akses perawatan kedokteran gigi bagi IBK juga masih menjadi masalah besar karena dokter gigi yang dapat merawat IBK masih terbatas. Tak hanya terbatasnya tenaga medis, melainkan juga akses ke pelayanan kesehatan dan kualitas pelayanan juga mengalami keterbatasan. Demikian pula biaya pelayanan kesehatan yang tinggi. Diharapkan kegiatan ini menjadi kegiatan awal untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pelatihan di bidang Special Care Dentistry dan dapat memberi manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat,” ujar Prof. Lindawati.

Antusiasme peserta terlihat tinggi dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan selama edukasi dan konsultasi berlangsung. Kegiatan ini terlaksana berkat dukungan hibah dari Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM UI) dengan skema Aksi UI untuk negeri: Ramah Anak.

Related Posts

Leave a Reply