id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Kolaborasi penta-helix dalam percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan di DAS Citarum

Universitas Indonesia > SDGs > SDG17 > Kolaborasi penta-helix dalam percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan di DAS Citarum

Penandatanganan Letter of Intent Pemprov, Gubernur Jawa Barat H.E. Ridwan Kamil mengatakan, “Kerjasama dengan Monash University ini merupakan salah satu kerjasama strategis kami dalam percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan di DAS Citarum, yang sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Universitas Indonesia (UI) telah menjadi kolaborator aktif dengan Monash dalam beberapa tahun terakhir dalam pengelolaan sumber daya air perkotaan. Pada tahun 2018, Monash dan UI diundang untuk menyumbangkan ide-ide baru untuk mendukung Citarum Harum – program restorasi multi-tahun, dengan gugus tugas yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Barat H.E. Mochamad Ridwan Kamil.

Direktur Informal Cities Lab di Fakultas Desain Seni dan Arsitektur Monash, Profesor Diego Ramirez-Lovering memimpin bersama Program Citarum. Profesor Ramirez menjelaskan bahwa, ‘Tujuan kami adalah menggunakan desain perkotaan sebagai platform integratif untuk menanamkan solusi berkelanjutan dalam perkembangan perkotaan untuk memoderasi dinamika kesehatan planet yang kompleks.

“Yang dibutuhkan adalah pendekatan holistik yang membahas kualitas lingkungan dan kesehatan ekologis yang membawa kesehatan dan kemakmuran bagi masyarakat – terutama mereka yang paling rentan terhadap perubahan iklim dan degradasi lingkungan” katanya.

Badan Lingkungan Hidup Jawa Barat akan menjadi mitra pelaksana utama selama 12 bulan ke depan. Kepala Badan Lingkungan Hidup Dr. Prima Mayaningtias mengatakan, “Kami sangat mendukung kerjasama antara Monash University dan Provinsi Jawa Barat, serta pemangku kepentingan lainnya seperti Pemerintah Pusat dan Universitas Indonesia, dalam mewujudkan kolaborasi penta-helix. . Ke depan, kami mendorong lebih banyak lagi pemerintah kota, swasta, dan masyarakat setempat untuk ambil bagian dalam revitalisasi Sungai Citarum. Semoga kerjasama ini dapat menjadi role model bagi proyek restorasi sungai lainnya di Indonesia.

Ketua Tim Sosial Riset Citarum Universitas Indonesia, Dr Reni Suwarso mengatakan, penanganan kesehatan sungai membutuhkan komitmen lintas sektor untuk mencapai manfaat ganda. “Kemampuan untuk mengakses dan mendapatkan manfaat dari air yang cukup aman dan andal memiliki konsekuensi signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia, ekonomi dan lingkungan,” katanya.

Universitas Indonesia Ketua Tim Rekayasa Riset Citarum, Dr. Rr. Dwinanti Rika Marthanty, S.T., M.T. mengatakan, ‘Kami berfokus pada penelitian dampak yang dapat membawa perubahan yang berarti, transformatif, dan berkelanjutan bagi masyarakat sungai dengan mengintegrasikan intervensi teknologi dan inovasi sosial’.

Upaya penelitian transdisipliner ini akan menghasilkan bukti baru untuk restorasi sungai dan transisi komunitas sungai menuju ekonomi sirkular dan restoratif – yang akan membuka jalan untuk mengubah daerah aliran sungai di seluruh Indonesia dan Asia Tenggara selama beberapa dekade mendatang.

Related Posts