iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Makara Art Center UI Gelar Festival Kabuyutan di Garut sebagai Sarana Pembudayaan Nilai Luhur Pancasila

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Makara Art Center UI Gelar Festival Kabuyutan di Garut sebagai Sarana Pembudayaan Nilai Luhur Pancasila

Kebudayaan merupakan tonggak pembangunan nasional. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017, berupaya melakukan Pemajuan Kebudayaan yang bertujuan untuk memperteguh jati diri bangsa dan melestarikan warisan budaya bangsa. Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.

Sebagai wujud pengembangan seni tradisi dan pendampingan masyarakat adat, Makara Art Center (MAC) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Festival Kabuyutan di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Festival yang berlangsung selama tiga hari, dari 1 hingga 3 Desember 2023 ini merupakan hasil kerja sama MAC UI dengan Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG) dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Festival Kabuyutan berjalan lancar dan meriah. Serangkaian kegiatan kebudayaan turut digelar, di antaranya pagelaran seni, pameran kabuyutan, sarasehan, gelar busana adat, hingga anjangsana ke Kabuyutan Ciburuy, Kabupaten Garut. Digelar pula dialog budaya untuk menggali pengetahuan dan kearifan lokal yang terkandung dalam naskah dan cerita tutur para nenek moyang, yang disebut papuhu dan karuhun dalam bahasa Sunda.

Selain mengembangkan seni dan tradisi, Festival Kabuyutan diselenggarakan sebagai sarana internalisasi dan implementasi nilai-nilai Pancasila. Dr. Ngatawi Al-Zastrouw, Kepala Makara Art Center UI, menyampaikan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang paripurna dan sesuai dengan budaya bangsa kita. Melalui Festival Kabuyutan, Dr. Ngatawi berharap ideologi luhur yang terkandung dalam Pancasila akan terus hidup dan membudaya.

“Seluruh akar-akar nilai yang ada di bumi Nusantara sudah dikonstruksi dalam konteks kekinian menjadi Pancasila. Seluruh aspek dan unsur terbaik sudah digali dan dirumuskan menjadi Pancasila. Peristiwa pagi ini merupakan bagian dari upaya kita terus mengalirkan mata air budaya, membuka sumbatan-sumbatan budaya yang barangkali tersumbat,” kata Dr. Ngatawi. Dengan demikian, Pancasila diharapkan dapat selalu diimplementasikan dalam setiap aspek kehidupan bangsa Indonesia.

Lebih lanjut, Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerja sama BPIP, Toto Purbiyanto, juga sepakat bahwa Festival Kabuyutan sangat penting untuk diselenggarakan karena merupakan realisasi implementasi nilai-nilai Pancasila. Ia berpendapat bahwa diperlukan kerja sama dari semua pihak untuk melaksanakan kegiatan seperti ini. Toto mengatakan, “Ini adalah acara yang harus dirawat bersama dan perlu partisipasi dari semua pihak.”

Inovasi seni tradisi yang dilakukan para seniman Garut di Festival Kabuyutan ini dapat menjadi model pendidikan alternatif yang menyentuh dimensi afektif. Melalui kegiatan ini, sejarah tidak hanya diperkenalkan sebagai pengetahuan yang hanya menyentuh aspek kognitif. Sebaliknya, sejarah justru dipahami sebagai laku hidup sehingga menyentuh aspek afektif.

 

Penulis: MAC UI | Editor: Dyra Daniera

Related Posts