id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Memprediksi Dinamika Harga Pangan Berbasis Perubahan Iklim

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Memprediksi Dinamika Harga Pangan Berbasis Perubahan Iklim

Penulis: Alfin Heriagus

Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia gelar sidang promosi doktor pada hari Sabtu (10/07/2021) yang diselenggarakan melalui kanal Youtube “Humas SIL & SKSG UI”. Pada sidang promosi doktor ini, Agie Wandala Putra M.Sc sebagai promovendus diberikan kesempatan untuk mempersentasikan hasil disertasinya yang berjudul “Model Prediksi Volatilitas Harga Pangan Berbasis Perubahan Iklim dalam Rangka Adaptasi Berkelanjutan pada Tingkat Petani”.

Pada kesempatan ini, Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo, M.Si memimpin jalannya sidang yang didampingi oleh lima dewan penguji yaitu Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc. Ph.D., Dr Andi Eka akya, M.Eng., Dr Yunus Swarinoto, Dr. Drs. Eko Kusratmoko, M.S., dan Dr. Drs. Suyud Warno Utomo, M.Si. Saat mempersentasikan materi, Agie menyampaikan bahwa saat ini satu dari sembilan orang di dunia mengalami bencana kelaparan atau kesulitan akses terhadap makanan dengan nutrisi yang layak.

“Kondisi alam saat ini secara ilmiah telah terbukti sedang mengalami perubahan, peningkatan emisi gas rumah kaca juga diiringi dengan perubahan iklim diproyeksikan akan semakin meningkat di masa depan.  Jika kapasitas produksi pertanian pangan telah mencapai batas lingkungan maka dikhawatirkan akan mulai menimbulkan dampak negatif pada produksi pangan dan kondisi lingkungan. Ancaman perubahan lingkungan global yang menyebabkan pangan menurun dan jumlah populasi yang membutuhkan akses pangan terus meningkat,” ujar Agie.

Ilmu lingkungan adalah studi antar disiplin yang mempelajari bagaimana bumi bekerja, manusia berinteraksi dengannya dan manusia dapat menangani masalah lingkungan yang dihadapi. Kondisi ideal dari pengelolaan sistem pangan adalah dengan menggunakan prinsip yang berkelanjutan. Aspek ekonomi memegang peranan penting dalam distribusi hasil produksi pangan yang dihasilkan oleh masyarakat dan volatilitas dapat digunakan untuk mengukur tingkat harga pangan di suatu wilayah. Kondisi iklim dan cuaca memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung dalam kondisi pertanian, sehingga dapat mempengaruhi akses ke sumber pangan termasuk ketersediaannya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis volatilitas harga pangan dan merancang pola adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim yang berdampak pada ketidakpastian harga pangan. Agie mengungkapkan bahwa hasil yang diperoleh di Indonesia sejalan dengan penelitian di tingkat global yang menyebutkan pertumbuhan populasi di negara berkembang selalu dalam angka positif. Dirinya juga menambahkan bahwa jika melihat pada struktur pengelolaan pangan berkelanjutan, maka tingkat populasi penduduk di Indonesia tidak memenuhi prinsip ketahanan pangan. Keberlanjutan lingkungan akan semakin terancam jika penambahan ara pertanian adalah satu-satunya cara yang digunakan.

Berdasarkan hasil survei diperoleh bahwa sekitar 90% ketika curah hujan tinggi petani mengalami gagal panen, 88% produksi berkurang dan 86% kualitas panen menurun. Hal ini bertolak belakang dengan laporan Tangerman pada tahun 2011 yang menyebutkan dampak perubahan iklim pada kekeringan mendominasi kerugian petani. Dampak cuaca ekstrem telah disadari mengganggu proses produksi pertanian pangan namun kesadaran akan ancaman tersebut masih rendah. Hal ini tidak terlepas dengan keterbatasan akses pada informasi dari pemerintah, meskipun 70% petani berharap mereka mendapat pengetahuan tentang ini.

Agie Wandala Putra M.Sc menyimpulkan bahwa faktor yang paling banyak mempengaruhi dinamika (volatilitas) harga pangan adalah harga pembelian pemerintah, upah tani, nilai tukar, inflasi, nilai tukar petani, suku bunga, harga bahan bakar minyak dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Related Posts