id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Mengupas Pendekatan “Circular Economy” dalam Menangani Sampah

Universitas Indonesia > Berita > Mengupas Pendekatan “Circular Economy” dalam Menangani Sampah

Persoalan sampah yang kian menggunung kini malah berpotensi disulap menjadi lumbung uang.

Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Dirjen Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, MR Karliansyah.

Karliansyah hadir sebagai salah satu pembicara dalam seminar nasional sesi “Waste Management Practices in The Circular Economy Model”.

Disamping itu, ia pun memberikan keynote speech mewakili Menteri LHK RI yang tidak bisa hadir pada siang itu.

Karliansyah menuturkan, sekarang sampah dapat dijadikan komoditas yang bernilai.

“Nilai produk dan material sampah kita jaga agar bertahan selama mungkin,” tutur pria 56 tahun tersebut.

Caranya dengan melanjutkan prinsip 3R (Reduce-Reuse-Recycle) dengan tambahan rethink dan recovery.

Tren tersebut merupakan perwujudan circular economy, yang memperbarui konsep linear economy.

Melalui konsep itu, masalah sampah tak hanya menjadi masalah lingkungan hidup tapi juga menjadi potensi bagi industri.

Untuk mewujudkannya, pemerintah bersinergi dengan industri daur ulang dan bank sampah. PLN (Persero), misalnya, telah menerapkan kebijakan “bayar listrik dengan sampah”, melalui bank sampah binaan PT. PLN sendiri.

Selanjutnya, sampah-sampah yang terkumpul dalam bank sampah akan dimanfaatkan kembali sebagai komoditas atau bahan baku.

“60% sampah ialah sampah rumah tangga, bisa diolah jadi kompos; 20%-nya sampah plastik, bisa kita olah jadi bahan aspal. Sisanya, bisa jadi sumber energi,” terang Karliansyah.

Sejalan dengan itu, pemerintah menargetkan dapat mereduksi 30% dan memanfaatkan 70% dari total 71,3 juta ton sampah yang dihasilkan pada tahun 2025.

Itu artinya, 100% sampah terkelola dengan prinsip 5R sehingga menurunkan potensi dampak polusi.

Related Posts

Leave a Reply