id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Menteri Bappenas RI Jelaskan Proyeksi Indonesia Tahun 2045 di UI

Universitas Indonesia > Berita > Menteri Bappenas RI Jelaskan Proyeksi Indonesia Tahun 2045 di UI

Selasa (26/9/2017) Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas) Bambang Brodjonegoro, hadir sebagai narasumber kuliah umum bertajuk “Indonesia 2045”.

Dalam pemaparannya, Bambang memaparkan proyeksi kondisi perekonomian Indonesia menuju tahun 2045 dengan menggunakan data-data demografi dan perekonomian terkini.

“Kenapa 2045? Karena 2045 adalah momentum 100 tahun Indonesia menjadi negara merdeka. Sebuah usia yang tidak muda lagi untuk sebuah negara,” jelasnya.

Ia mengatakan bahwa di tahun 2045  ledakan demografi akan menjadi sebuah kesempatan luar biasa yang harus dipergunakan Indonesia.

Menurutnya, banyak negara maju saat ini yang menjadikan ledakan demografi sebagai momentum loncatan menuju keadaan ekonomi yang mapan dan modern.

Terdapat 3 pilar pembangunan untuk Indonesia menuju tahun 2045, yaitu pembangunan sumber daya manusia dan iptek, pembangunan berkelanjutan dan berkesinambungan dari sisi sosial, serta ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan yang baik.

Semua pilar pembangunan ini akan turut dipengaruhi oleh beberapa faktor global, seperti kekuatan ekonomi Cina, pertumbuhan penduduk di Afrika dan Asia Selatan, serta tingkat urbanisasi yang akan semakin besar di tingkat global.

Faktor-faktor eksternal ini akan sangat mempengaruhi Indonesia, namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah dalam merespon ketidakpastian kondisi global ini.

Diantaranya yang paling penting adalah mengubah paradigma dan pola pikir dari negara yang berbasis sumber daya alam menjadi sebuah negara industri yang selalu punya nilai tambah pada setiap industri jasa dan barangnya.

Selain itu, ia juga mengharapkan tumbuhnya pengusaha-pengusaha muda/wirausaha yang bukan hanya bersifat Usaha Kecil Menengah (UKM), namun juga naik kelas ke tingkat yang lebih serius, seperti Perseroan Terbatas (PT).

“Agar perekonomian kita tidak selalu berbasis daya beli/konsumsi, namun investasi. Terutama, investasi dalam negeri. Investasi dari para pengusaha kita sendiri,” tambahnya.

Ia mengatakan bahwa yang lebih utama lagi adalah mengubah struktur perekonomian kita, dari agraris pertanian yang sangat bergantung pada sumber daya alam menjadi berstruktur manufaktur jasa.

 

Penulis: Wanda Ayu A.

 

Related Posts

Leave a Reply