id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Mochtar Riady: Teknologi Tentukan Nasib Suatu Bangsa

Universitas Indonesia > Berita > Mochtar Riady: Teknologi Tentukan Nasib Suatu Bangsa

mrPengusaha kondang Mochtar Riady memulai sambutannya dengan sebuah cerita. “Saya bertanya-tanya, kenapa Inggris bisa menjajah berbagai negara?” kata Mochtar Riady di depan mimbar dengan latar belakang biru tua.

Lalu, dengan logatnya yang khas, ia melanjutkan, “Kemampuan dari bangsa Inggris ini tidak banyak. Hanya karena mereka menemukan tenaga uap.”

Dengan penemuan tenaga uap itu, Inggris mampu membangun kereta api, kapal api, dan hal lainnya. Hal yang sama juga terjadi pada Amerika. Lanjut Mochtar, kenapa Amerika bisa menjadi negara super power seperti sekarang, “Itu karena mereka menemukan tenaga listrik di abad ke-18.”

Itulah yang diungkapkan Mochtar dalam Peresmian Gedung yang mengabadikan namanya, Mochtar Riady Plaza Quantum (MRPQ), di Fakultas Teknik, Kampus UI, Depok, Selasa (10/3/2015) kemarin. Perhatian Mochtar terhadap upaya mengembangkan teknologi di UI berawal ketika dirinya menjabat Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Indonesia periode 2002 hingga 2006.

Kala itu, Mochtar memusatkan perhatiannya pada dua hal. Pertama, perbaikan administrasi di lingkungan kampus dan kedua, meningkatkan riset. Riset terkait nanoteknologi adalah salah satunya, di samping genome, dan ICT. Ia berkeinginan UI menjadi pusat riset unggulan di bidang nanoteknologi, apalagi UI juga menyandang visi menjadi universitas riset kelas dunia.

Di tahun 2011, Mochtar tertarik dengan ajakan Guru Besar Teknik Elektro FTUI, Prof. Dr. Ir. Djoko Hartanto, M.Sc., untuk mengembangkan nanoteknologi di UI lewat pendirian sebuah pusat riset. Akhirnya, di atas lahan mencapai 2 ribu hektar, pembangunan gedung tersebut mulai berjalan, dan peletakan batu pertama dilaksanakan Senin, 5 Desember 2011.

Bangunan lima lantai itu dirancang arsitek yang juga alumni Arsitektur UI, Yori Antar. Sebagai ruang pembelajaran nanoteknologi, Yori mendesain gedung tersebut dengan menyediakan laboratorium riset, ruang kerja sama riset, dan ruang pertemuan. Keseluruhan gedung ini adalah hibah dari pendiri kelompok Lippo tersebut.

Saat kunjungan ke laboratorium usai peresmian, Mochtar didampingi Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Prof. H. Muhammad Nasir, Ph.D., Ak. dan Rektor UI Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met. sempat meninjau sejumlah ruang riset yang terdapat di lantai 2, seperti Laboratorium Riset Telekomunikasi dan Radar, Laboratorium Riset Teknik Komputer, Laboratorium Riset Terintegrasi untuk Energi Terbarukan (Renewable Energy Integration Research Lab), dan Inteligence Controled Electric Machine.

 

Riset Nanoteknologi di UI

Dekan Fakultas Teknik UI, Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA mengatakan bahwa selama ini, melalui Departemen Elektro FTUI, riset terkait nanoteknologi sudah dilakukan. Riset di bidang nano bahkan masuk dalam salah satu dari sepuluh riset unggulan di UI, yang juga dikelola oleh Fakultas Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA), serta Fakultas Kedokteran (FK).

Riset dengan lingkungan fakultas lain tersebut merupakan bagian riset multidisiplin, seperti pembuatan vaksin dengan FK. Sementara itu, di lingkungan fakultasnya sendiri, Dedi menyebutkan riset nano antara lain produksi membran dengan partikel yang lebih kecil, dan solar cell di bidang metalurgi dan metal. Riset tersebut bahkan tak terbatas pada produksi material-fisik, tetapi juga dalam bentuk cairan seperti penjernihan air dan evaporator. Dana riset tersebut dialirkan pemerintah dan dari hibah UI.

Meskipun riset nano di UI telah dilakukan, kata Dedi, selama ini hal tersebut masih terhalang infrastruktur dan peralatan. Adanya gedung MRPQ, menurut Menteri Nasir, adalah saatnya UI menjadi contoh untuk pengembangan nanoteknologi. Nasir berharap riset yang telah dimulai selama ini, bisa bisa terus dikembangkan di Gedung MRPQ sehingga kelak, riset tersebut bisa dimanfaatkan ke dunia usaha.

“Harus berlanjut pada produk yang berguna bagi masyarakat,” katanya. Senada dengan Nasir, Dedi berharap pihaknya bisa belajar pada produk hasil nanoteknologi Cina yang telah dipasarkan.

Menurut Mochtar, riset adalah tugas utama dari perguruan tinggi. Ia juga meyakini bahwa UI adalah suatu sumber dari kekuatan bangsa Indonesia. Selama ini, Mochtar memegang prinsip suatu bangsa yang besar, juga tergantung pada teknologinya. Teknologi sendiri bergantung pada riset. “Teknologi ini yang  menentukan nasib suatu bangsa,” katanya.

 

Penulis: Dodi Prananda

Editor: Inung Imtihani

Related Posts

Leave a Reply