id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Pariwisata di Era Pandemi: Belajar dari Tiga Negara di Benua Amerika

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Pariwisata di Era Pandemi: Belajar dari Tiga Negara di Benua Amerika

Penulis: Satrio Alif

Pada Selasa (29/7) Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (BPPK Kemenlu RI) menyelenggarakan seminar dengan judul Pariwisata Indonesia, Pasca Pandemi Proyeksi Pemulihan Pasar, dan Kerja sama dengan kawasan Amerika: Perlunya Intensifikasi Konsolidasi Nasional. Seminar ini berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom dan live Youtube pada kanal SKSG UI.

Seminar daring ini menghadirkan narasumber beberapa diplomat Indonesia yang tengah bertugas di benua Amerika, yaitu Cheppy T. Wartono (Duta Besar RI untuk Meksiko), Edi Yusup (Duta Besar RI untuk Brasilia), dan Arifi Saiman (Konsul Jenderal RI untuk New York). Ketiga narasumber tersebut memaparkan tips and trick dari Amerika Serikat, Brazil, dan Meksiko untuk memulihkan geliat ekonomi pada sektor pariwisata di masa pandemi yang dapat menjadi masukan bagi pemulihan pariwisata di Indonesia.

Terdapat satu poin penting yang senada diungkapkan ketiga pembicara tersebut, yaitu penanganan permasalahan Covid-19 di sektor kesehatan merupakan kunci pemulihan bagi sektor kehidupan lainnya, termasuk pariwisata. Hal ini tercermin dari data vaksinasi di ketiga negara tersebut. Tercatat, sekitar 45% warga Brazil telah melakukan vaksinasi, lebih dari 37% warga Meksiko telah melakukan vaksinasi, dan lebih dari 58% warga Amerika Serikat telah mendapat vaksin.

Edi Yusup dalam pemaparannya menyatakan bahwa wisatawan asal Brazil memiliki tiga hal utama yang dicari saat melakukan kegiatan pariwisata yaitu kuliner, pantai, dan alam. Oleh karena itu, wisatawan asal Brazil suka berpergian ke tempat dengan panorama alam dan memiliki pantai seperti Miami di Amerika Serikat dan Lisbon di Portugal. Akan tetapi, selama pandemi, kegiatan pariwisata ke luar negeri dari Brazil sangat menurun. “Hal ini terjadi karena pembatasan akses masuk ke negara-negara lain di dunia selama pandemi Covid-19,” ujar Edi.

Dengan kondisi tersebut, Pemerintah Brazil memanfaatkan momentum ini untuk menggenjot pariwisata dalam negeri ke wilayah timur laut Brazil yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Di samping mempromosikan pariwisata dalam negeri, pemerintah Brazil juga melakukan beberapa program lain seperti program Don’t Cancel, Reschedule yang merupakan program untuk mendorong wisatawan untuk melakukan penjadwalan ulang dibandingkan membatalkan kunjungan. Selain itu, pemerintah Brazil juga melakukan program Responsible, Clean, and Safe Tourism yaitu program penegakan protokol kesehatan di dalam pelaksanaan operasional pariwisata.

Berbeda dengan Brazil, Meksiko menekankan upaya pemulihan pariwisata dengan memberikan promosi yang intensif dan melonggarkan akses masuk ke negaranya. Menurut pemaparan Cheppy T. Wartono, pemerintah Meksiko melakukan promosi dengan gencar terhadap sektor pariwisata seperti dengan membuat situs yang memberitakan keindahan destinasi wisata, dan mengirimkan delegasi ke luar negeri untuk mempromosikan pariwisata di Meksiko.“Pemerintah Meksiko tengah berupaya untuk melonggarkan akses masuk melalui negosiasi dengan negara tetangga yaitu Kanada dan Amerika Serikat untuk membuka wilayah perbatasan darat, dan bekerjasama dengan maskapai penerbangan internasional untuk meningkatkan jadwal penerbangan ke Meksiko,” terang Cheppy.

Tren untuk berwisata di dalam negeri atau negara sekitar ternyata tidak hanya dialami oleh Brazil, Amerika Serikat pun mengalami hal serupa. Berdasarkan pemaparan dari Arifi Saiman selaku Konsul Jenderal RI untuk New York, terdapat tren penurunan kunjungan wisata luar negeri di Amerika Serikat selama pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dengan penurunan jumlah wisatawan mancanegara asal Amerika Serikat dari 9.567.951 orang di tahun 2019, menjadi 1.978.064 orang di tahun 2021 dan diperkuat dengan fenomena pergeseran destinasi wisata tujuan yang tadinya didominasi oleh negara-negara Eropa menjadi didominasi oleh negara – negara Karibia yang terletak dekat dengan Amerika Serikat.

Peningkatan pariwisata domestik ini dimanfaatkan oleh pemerintah Amerika Serikat dengan  memberikan warganya yang telah divaksin untuk bebas melakukan perjalanan domestik tanpa memerlukan karantina dan juga tes swab Covid-19 sejak bulan Juni 2021. Disamping itu, pelaku usaha industri pariwisata di Amerika Serikat juga membuat program wisata vaksin dalam rangka meningkatkan occupancy rate hotel yang turun drastis selama pandemi. “Wisata vaksin ini merupakan program di mana seseorang dapat melakukan kunjungan wisata sekaligus mendapat vaksin seperti di New York yang membuka sentra vaksinasi untuk wisatawan pada tempat-tempat populer seperti Times Square. Hal ini berdampak pada peningkatan occupancy bed hotel yang tadinya sempat menyentuh angka 44% dengan kamar yang tidak terjual sejumlah 1 miliar kamar di tahun 2020 pasca pandemi melanda menjadi 61% di tahun 2021,” kata Arifin.

Related Posts