Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) menggelar “International Conference on Administrative Science, Policy, and Governance Studies 2017” Senin (30/10/2017) di Ballroom Hotel Margo, Depok.
Dikutip dari siaran pers FIA UI bahwa ada sekitar 150 akademisi dan praktisi ilmu administrasi nasional dan beberapa negara tetangga yang hadir dalam konferensi tersebut.
Konferensi ini dilakukan untuk mencari solusi atas masalah yang ada di bidang administrasi dengan menghadirkan Menteri KemenPAN-RB, Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja.
“Collaborative government bertujuan memperkuat kinerja pemerintah, restruktur organisasi pemerintah kedalam isu yang lebih spesifik, mengembangkan e-government”, ucap Setiawan.
Kolaboratif memang sangat penting dan berdampak kemajuan bagi negara, namun ada celah antara pemerintah dan pemangku kekuasaan lainnya terutama publik.
Menurut Prof, Heungsuk Choi, Ph.D selaku Korea University and President of Korean Association for Public Administration (KAPA) ada celah dalam manajemen kinerja pemerintah terutama negara di Asia.
Celah yang dimaksud oleh Choi dalam konferensinya yakni adanya persepsi masyarakat dan persetujuan yang rendah terhadap pemerintah yang kerap memancing timbulnya protes.
Celah terbesar ada pada permasalahan penting yang tidak dialamatkan. Permasalahan yang tidak difokuskan seperti polarisasi pendapatan dan tingkat kelahiran rendah menjadi sangat berpengaruh.
“Memang sulit untuk langsung membuat persepsi baik dari masyarakat kepada pemerintah” ucap Choi.
Oleh karenaitu, pentingnya melakukan reformasi pemerintahan yang baik, dimana Choi mengelaborasi bagaimana pemerintahan yang baik seharusnya bertindak.
Pemerintahan yang baik seharusnya proaktif dan bertindak dari akar untuk memecahkan sebuah permasalahan, dan menggunakan sudut pandang yang luas dari berbagai sektor.
Dengan adanya pemerintahan yang baik diharapkan dapat mereduksi celah yang ada pada masyarakat untuk sama-sama membangun sebuah kemajuan negara.
